Limbah Kulit Kopi Diolah Jadi Pakan Ternak Melalui Fermentasi

DENPASAR, MENITINI.COM-Limbah kulit kopi mentah di Bali sudah bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak melalui teknologi fermentasi. Hal ini sudah dilakukan ujicoba di Banjar Semanik, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali.

Di bawah bimbingan dan arahan Fakultas PertanianUniversitas Warmadewa (Unwar) Bali, akademisi merekomendasikan para peternak babi di Banjar Semanik, Desa Plaga-Kecamatan Petang-Badung untuk memanfaatkan limbah kulit kopi sebagai pakan babi. Langkah ini dalam upaya memanfaatkan kembali limbah kulit kopi dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Pemanfaatan limbah kulit kopi juga menjadi bagian dari upaya mewujudkan produksi bersih dan mengimplementasikan konsep zero waste. “Di satu sisi limbah kulit kopi ini masih memiliki potensi yang cukup baik apabila dilakukan proses pengolahan menjadi bahan yang bermanfaat, juga tidak dibuang percuma dan bisa mencemari lingkungan hidup,” kata Akademisi Unwar I Dewa Nyoman Sudita di sela-sela Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) program dari Ristek Dikti, Senin (19/12/2022) di Petang, Badung. 

BACA JUGA:  Lingkungan SLB Negeri Terganggu, Sampah Kiriman Sumbat Sungai Tadah Hujan

Menurut Sudita, yang merupakan Kaprodi Magister Sains Pertanian (MSP) Unwar, berdasarkan hasil uji laboratorium fermentasi terhadap limbah kulit kopi  mampu memperbaiki kualitasnya terutama kandungan protein kasar (CP) dari 7-8% menjadi kisaran 11-17% menggunakan berberapa jenis probiotik. Hasil uji coba pada ternak babi yang telah dilakukan bersama mahasiswa sebagai substitusi 5-10% pada pakan komersial mampu meningkatkan pertumbuhannya dan kemampuan reproduksi ternak.

Sudita menyatakan, kini sedang berlangsung penelitian pada ternak ayam kampung super. Sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan ini adalah penerapan hasil-hasil riset dari hasil teknologi tepat guna yang telah dilakukan yang dapat diterapkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat. 

Dalam kegiatan KKM yang melibatkan kelompok tani Manik Sari yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan kopi juga dilakukan pendampingan dan pelatihan tentang pemanfaatan kulit kopi menjadi pupuk organik yang diberikan oleh pakar ilmu tanah dan kebuburan tanah Dr. Yohanes, dengan mencampurkan dengan bahan limbah lain seperti hasil limbah pangkasan tanaman, kotoran ternak sapi, kapur dolomit, kemudian difermentasi menggunakan EM4 dan molasis. 

BACA JUGA:  Sukantra dan Wayan Astika Terdepak, Calon Direksi Perumda Pasar dan Pangan MGS Mengerucut Tiga Nama

Yohanes mengungkapkan,  hasil pupuk organic dari kulit kopi ini telah diuji secara ilmiah oleh mahasiswa pada pembibitan tanaman kopi, tanaman jahe merah, dan tanaman bawang merah yang menunjukkan hasil baik. Sedangkan aspek manajemen kelompok dan peningkatan aktivitasnya, dalam kegiatan KKM telah diberikan oleh I Ketut Selamet, yang berharap kelompok ini bisa terus berkembang. Dalam kegiatan KKM ini disamping memberikan pelatihan, tim juga telah menyerahkan sumbangan beberapa sarana dan prasarana peralatan seperti mesin coper, mesin penggiling kulit kopi, dan peralatan lain dalam pengolahan kulit kopi. 

Ketua kelompok tani Manik Sari I Ketut Sidia menyampaikan terimakasih atas perhatian dan bantuan dari Universitas Warmadewa, dan untuk selanjutnya tetap mengharapkan pendampingan dalam kegiatan lainnya. Kelompok tani yang beranggotakan 12 orang dengan penuh semangat, dan siap bekerjasama lebih lanjut. M-006