Demi Pemerataan Pembangunan, Mantan Bupati Ini Usulkan Pemindahan Ibukota Provinsi Bali

DENPASAR, MENITINI.COM-Mantan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg mewacanakan pemindahan Ibu Kota Provinsi Bali untuk mewujudkan pemerataan pembangunan.

Wayan Geredeg mengakui Bali mampu mencatat tren positif pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang ditopang sektor pariwisata.

Wacana pemindahan ibukota guna mendorong pemerataan ekonomi diungkapkan Geredeg saat bersilaturahmi dengan Presidium Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Bali di Denpasar, Kamis malam (24/11/2022).

Menurut Geredeg, pembangunan yang selama ini digencarkan masih terpusat di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Akibatnya ketimpangan ekonomi antara daerah maupun masyarakat makin besar.

Pembangunan lebih  banyak dinikmati masyarakat atau pelaku usaha di Bali selatan. Sedangkan masyarakat Bali utara, timur dan barat, masih tertinggal dibanding masyarakat di Badung dan Denpasar.

BACA JUGA:  Pastikan Keamanan Idul Fitri, Polresta Denpasar Menggelar Rapat Koordinasi

Kondisi itu melahirkan arus urbanisasi yang makin tidak terkendali. Masyarakat desa utamanya kaum muda berbondong-bondong pergi ke Kota Denpasar dan Badung untuk mencari pekerjaan.

Arus urbanisasi ini membuat problematika kependudukan tersendiri, sehingga jika kondisi ini terus dibiarkan akan semakin mempertajam ketimpangan pembangunan di Bali.

Dari aspek politik, urbanisasi melahirkan biaya cukup tinggi ketika ada hajatan pesta demokrasi misalnya, warga harus pulang ke kampung, untuk menggunakan hak politiknya.

“Diperlukan terobosan, gagasan baru untuk menjawab masalah ketimpangan pembangunan di Bali, saya mengusulkan pemindahan Ibu Kota Provinsi Bali,” kata Geredeg

Fungsionaris DPP Partai Golkar ini memandang, urgensi pemindahan Ibu Kota Provinsi Bali itu bisa mengurangi kesenjangan pembangunan di Bali Selatan dan Utara.

BACA JUGA:  Petani dan Nelayan Andalan Siap Bersaing di Lomba KTNA 2024 Provinsi Bali

Bahkan, Wayan Geredeg menyebutkan lokasi di perbatasan Kabupaten Buleleng dan Karangasem, dinilai tepat untuk ibu kota baru Provinsi Bali. Banyak argumentasi lain yang dinilai logis menjadi solusi mengatasi ketimpangan pembangunan yang berlangsung selama bertahun-tahun. “Saya siap terbuka, berdebat ide gagasan pemindahan Ibu Kota Bali,” tandas Penglingsir Arya Kanuruhan Pusat.

Tokoh Karangasem yang kini memantapkan diri melanjutkan ladang pengabdian melalui jalur anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini, mengusulkan nantinya Denpasar bisa menjadi pusat ekonomi bisnis hingga pendidikan.

Sedangkan pusat pemerintahan sangat representatif untuk dipindahkan ke Bali utara atau perbatasan Karangasem dan Buleleng. “Pemindahan Ibu Kota Bali itu bisa mengurangi urbanisasi sehingga  pemerataan pembangunan karena dukungan  sumber daya daerah dan pusat ,” imbuhnya. M-006