Diar menambahkan, delapan saluran utama tersebut sebenarnya dibersihkan rutin setiap dua hari sekali oleh petugas kebersihan. Namun, jika pembersihan tidak dilakukan secara berkala, risiko banjir akan meningkat.
“Kalau sampai sebulan tidak dibersihkan, air pasti meluap,” tegasnya.
Melalui program ini, Pemerintah Kabupaten Bangli berharap potensi banjir dapat ditekan tidak hanya di wilayah Bangli, tetapi juga di daerah-daerah hilir. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai atau drainase, karena permasalahan di hulu akan berdampak besar pada daerah hilir.
“Kita semua harus sadar, menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari diri sendiri dan dari hulu,” ucap Wabup Diar.
Selain aksi bersih-bersih, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan penanaman pohon di kawasan Pura Pucak Hyang Ukir, Bukit Bangli. Lokasi ini dipilih karena memiliki lahan luas dan berfungsi sebagai “paru-paru” kota.
“Area Pura Pucak Hyang Ukir masih memiliki ruang hijau yang ideal untuk penghijauan kembali. Selain itu, lokasinya di puncak menjadikannya penting bagi keseimbangan ekosistem Bangli,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala daerah yang berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih sungai di seluruh Bali.
“Ini menjadi langkah awal memuliakan alam Bali. Selama ini kita terlalu mudah mencemari lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Semoga kegiatan ini membangkitkan kesadaran kolektif untuk lebih mencintai dan menjaga alam,” kata Koster.
Melalui gerakan serentak ini, Pemkab Bangli berharap semangat gotong royong dapat terus tumbuh sebagai budaya dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih hijau.*
- Editor: Daton









