logo-menitini

Tentang Kayon dan Membangun Optimisme SDGs Dunia di KTT G20

entang Kayon dan Membangun Optimisme SDGs Dunia di KTT G20
entang Kayon dan Membangun Optimisme SDGs Dunia di KTT G20. (Foto: Kemenparekraf)

Gunungan juga merupakan lambang pergantian lakon atau cerita tentang bagaimana manusia berjuang dan berusaha untuk mengubah jalan hidupnya. Bentuk Gunungan yang mengerucut ke atas bermakna bahwa segala daya dan upaya manusia diserahkan kepada Yang Maha Kuasa.

Bali menyebut gunungan dalam pewayangan adalah kayon. Kayon ini merupakan simbolik alam semesata dengan segala isinya yang juga berkonotasi dengan gunung melambangkan kelestarian alam, budaya hingga ekomomi.

Kayon mewakili lambang alam di pewayangan. Bagi kepercayaan Hindu, secara makrokosmos gunungan yang sedang diputar-putar oleh sang dalang gambaran proses bercampurnya benda-benda untuk menjadi satu dan terwujudlah alam beserta isinya. Benda-benda tersebut dinamakan Panca Maha Bhuta sebagai unsur elemen atau zat dasar dari alam beserta isinya.

BACA JUGA:  Mengenal Pariwisata Gastronomi di Indonesia

Panca Mahabuta yaitu akasa, bayu, teja, apah, dan perthiwi. Sumber dari Warta Hindu Dharma NO. 527 Nopember 2010, laman resmi PHDI Bali yang ditulis I Made Sumarya, menjelaskan alam semesta ini disusun dari lima anasir dasar Panca Mahabhuta. Akan tetapi yang paling dominan adalah perthiwi sehingga batu itu padat. Air juga demikian yang paling dominan anasir dasar Panca. Matahari adalah Teja, Udara adalah Akasa, Bayu dan sebagainya. “Kandungan Akasa yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk ruang, menyebar. Kandungan bayu yang dominan menyebabkankeberadaan sesuatu dalam bentuk gerak atau benda bergerak, kandungan apah yang dominan menyebabkan keberadaan sesuatu dalam bentuk benda padat,” tulis I Made Sumarya.

BACA JUGA:  International Tourism Leaders Summit 2025, Angkat Isu Kepemimpinan dan Pariwisata Berkelanjutan

Kandungan yang dominan itu bisa lebih dari satu anasir Mahabhuta dalam suatu benda atau isi alam, misalnya kandungan apah dan prethiwi yang dominan menyebabkan keberadaan dalam bentuk padat cair (kental). Demikian keberadaan beraneka ragam isi alam ini ditentukan oleh kandungan yang berbeda-beda dari anasir Panca Mahabhuta.

Panca Mahabhuta sebagai anasir dasar penyusun alam semesta atau Buana azas Agung diciptakan oleh causa prima (Tuhan Yang Maha Esa) melalui proses penciptaan. Penciptaan ini merupakan pertemuan antara dua azas yaitu azas kesadaran serta maya yang bertingkat dari atas ke bawah yang berperan mentukan keberadaan alam semesta beserta isinya.

Sumber: Kemenparekraf

BERITA TERKINI

OLAHRAGA

PERISTIWA

NASIONAL

DAERAH

HUKUM

POLITIK

LINGKUNGAN

Di Balik Foto

BERITA TERKINI

Indeks>>

Menitini.com adalah portal berita yang menyajikan informasi terkini seputar Bali dan Indonesia. Kami menghadirkan berita-berita Lingkungan, Pariwisata, nasional, politik, ekonomi, olahraga, pariwisata, hingga isu lokal Bali secara cepat, akurat, secara elegan, berimbang dan antihoax. 

Alamat Redaksi:

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11A Denpasar, Bali

Telepon: +62 87897468777

  • Email: redaksi.menitini@gmail.com
  • redaksi@menitini.com

Member of Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Bali

Menitini.com adalah portal berita yang menyajikan informasi terkini seputar Bali dan Indonesia. Kami menghadirkan berita-berita Lingkungan, Pariwisata, nasional, politik, ekonomi, olahraga, pariwisata, hingga isu lokal Bali secara cepat, akurat, secara elegan, berimbang dan antihoax. 

Alamat Redaksi:

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11A Denpasar, Bali

Telepon: +62 87897468777

  • Email: redaksi.menitini@gmail.com
  • redaksi@menitini.com

Member of Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Bali