Rusia mendesak Amerika Serikat untuk segera menyadari urgensi penerapan solusi dua negara dalam konflik Israel–Palestina. Tanpa langkah itu, puluhan ribu korban jiwa lagi dikhawatirkan berjatuhan di Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Minggu (10/8/2025). Ia menegaskan bahwa Moskow sejak lama konsisten mengadvokasi penyelesaian diplomatik berdasarkan formula dua negara.
“Alternatifnya adalah kematian puluhan ribu orang yang sama sekali tidak bersalah, termasuk sandera Israel yang telah ditawan hampir dua tahun. DK PBB harus mencegah skenario ini,” ujarnya. Polyanskiy juga berharap Washington “segera menyadari” pentingnya langkah tersebut, seraya menuding AS memilih “cuci tangan” dan membiarkan Israel bertindak tanpa kendali di Gaza.
Rusia menegaskan, konflik hanya bisa berakhir jika rencana pembentukan negara Palestina sesuai resolusi PBB dijalankan. Peta yang dibayangkan Moskow mengacu pada perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Dukungan internasional terhadap pengakuan Palestina terus bertambah. Pada Jumat (25/7), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan mengakui Palestina pada September. Inggris menyatakan siap mengikuti jejak tersebut, kecuali Israel segera mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.
Hingga kini, Palestina telah diakui oleh 147 negara. Sepanjang 2024, sepuluh negara menambah daftar tersebut, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia. Namun, Amerika Serikat tetap menolak mengakui Palestina dan bahkan memveto keanggotaan penuhnya di PBB pada tahun yang sama.*
- Editor: Daton