DERAWAN,MENITINI.COM-Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur kini memiliki Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang diberi nama “RUPIAH” (Rumah Pilah Sampah Derawan). Fasilitas ini diresmikan oleh Wakil Bupati Berau, H. Gamalis, SE, bersama Kepala Kampung Pulau Derawan Indra Mahardika, WWF-Indonesia, dan masyarakat setempat.
Pembangunan TPS3R ini merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan pengelolaan sampah seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke Derawan. Data BPS Berau mencatat, sepanjang 2024 jumlah wisatawan ke Kecamatan Pulau Derawan mencapai 34.160 orang, dengan lonjakan hingga 600–650 orang per hari pada musim liburan. Kondisi tersebut berkontribusi pada timbulan sampah yang cukup besar di pulau seluas 44,6 hektare ini.
Menurut data WWF, rata-rata sampah non-rumah tangga di Derawan mencapai 46.105,1 kilogram per hari, sebuah angka signifikan bagi kawasan yang berada dalam wilayah konservasi laut. Sementara itu, SIPSN 2024 mencatat timbulan sampah di Kabupaten Berau secara keseluruhan mencapai 144,47 ton per hari atau lebih dari 52 ribu ton per tahun.
“Adanya pengolahan sampah yang representatif seperti TPS3R ini harapannya berkelanjutan. Bukan hanya di Pulau Derawan, tetapi juga menjadi pelopor untuk destinasi wisata lainnya di Kabupaten Berau. Selain menjaga kebersihan, pengelolaan sampah juga bisa memberi nilai ekonomi bagi masyarakat,” kata Wakil Bupati Berau, H. Gamalis.
TPS3R RUPIAH berdiri di atas lahan seluas 20 x 20 meter dengan fasilitas utama berupa ruang pilah, gudang material daur ulang, dan ruang pengolahan sampah organik. WWF-Indonesia turut mendukung operasionalnya dengan menyerahkan triseda, mesin press sampah, alat pelindung diri, kotak sampah daur ulang, serta papan informasi edukatif di sejumlah titik wisata.
Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika, menambahkan bahwa pembangunan ini merupakan wujud nyata komitmen bersama menjaga kelestarian pulau.
“Pariwisata dan kelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan. RUPIAH menjadi bukti bahwa masyarakat Derawan siap mendukung wisata berkelanjutan,” ujarnya.
Inisiatif ini sejalan dengan target pemerintah, yakni pengurangan sampah plastik laut sebesar 50 persen pada 2029 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta program Gerakan Wisata Bersih dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Candhika Yusuf, Marine Biodiversity Conservation Lead WWF-Indonesia, mengingatkan bahwa ancaman sampah plastik berdampak langsung pada keanekaragaman hayati laut. “Penelitian menunjukkan seluruh penyu hijau dan sisik di Pulau Enggano mengandung plastik. Ini menegaskan perlunya langkah serius mengurangi sampah laut demi melindungi spesies kunci,” tegasnya.
Dengan adanya TPS3R RUPIAH, Pulau Derawan diharapkan menjadi contoh bagi pulau-pulau kecil lain di Indonesia dalam membangun pariwisata yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.*
- Editor: Daton
 
															 
											 
         
         
         
         
        









 
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
		 
		 
		 
		 
		 
		