Merasa Cemas di Tengah Pelonggaran Pemakaian Masker? Berikut Saran Psikolog

memakai masker
Ilustrasi. (ist)

Di sisi lain, mereka juga sebaiknya menerima kenyataan bila nantinya banyak orang yang akan menerapkan kebijakan pelonggaran masker dan bahkan terkesan abai pada protokol kesehatan.

“Karena yang bisa dilakukan adalah mengendalikan diri sendiri, dan yang tidak bisa dilakukan adalah mengendalikan orang lain termasuk perilakunya dalam berprotokol kesehatan. Artinya, kita tidak bisa lagi memaksakan orang lain untuk mengikuti perilaku kita yang masih bermasker untuk menjaga keamanan diri sendiri,” jelas Mega Tala.

Pada akhirnya, kata dia, masyarakat dapat tetap menjaga diri sendiri dan orang terdekat diantara kebijakan yang ada. Selain mengenakan masker khususnya di area publik termasuk di ruangan tertutup, juga bisa dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun secara rutin dan mendapatkan vaksin COVID-19.

BACA JUGA:  Tak Banyak yang Tahu, Ini Sejarah Hari Bidan yang Diperingati Setiap 5 Mei

“Jadi intinya bagi yang masih merasa cemas dengan kebijakan baru ini, ada baiknya tetap menerapkan protokol kesehatan di mana pun kapan pun sebagai upaya menurunkan kecemasannya dan merasa lebih aman,” demikian pesan Mega Tala. Terkait kecemasan yang muncul saat orang-orang mulai melepas masker, Profesor Penyakit Infeksi dan pengobatan perventif di Vanderbilt University Medical Center, Nashville, Tennessee, Dr. William Schaffner mengatakan ini hal yang normal.

Dia membandingkan kondisi ini dengan pasien yang dirawatnya di unit perawatan intensif dan dipantau terus-menerus. Ketika mereka membaik dan pindah ke ruangan biasa rumah sakit, mereka sering menjadi cemas.

“Mungkin ada kecemasan jika mereka tidak dapat melihat atau mendengar bunyi detak jantung mereka secara teratur. Jadi, ada kecemasan transisi yang merupakan kombinasi dari kegembiraan karena mereka menjadi lebih baik. Tetapi khawatir karena mereka tidak dipantau dengan cermat,” jelas Scaffner seperti dikutip dari Healthline.

BACA JUGA:  Tak Banyak yang Tahu, Ini Sejarah Hari Bidan yang Diperingati Setiap 5 Mei

Menurut dia, terkadang dibutuhkan waktu bagi orang untuk membuat penyesuaian itu dengan lingkungan yang kurang aman.

Sementara itu, pakar neuropsikologi di Mind Sanam Hafeez, PsyD, mengatakan, setelah 2 tahun hidup, orang-orang mengenakan masker dan ini menjadi kebiasaan. Bagi mereka yang berisiko lebih tinggi terkena komplikasi COVID-19, menurut dia, meskipun mereka bisa memilih memakai masker tetapi mengetahui orang lain tidak harus melakukannya, maka ini membuat mereka lebih rentan.

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami