logo-menitini

Merasa Cemas di Tengah Pelonggaran Pemakaian Masker? Berikut Saran Psikolog

memakai masker
Ilustrasi. (ist)

Di sisi lain, mereka juga sebaiknya menerima kenyataan bila nantinya banyak orang yang akan menerapkan kebijakan pelonggaran masker dan bahkan terkesan abai pada protokol kesehatan.

“Karena yang bisa dilakukan adalah mengendalikan diri sendiri, dan yang tidak bisa dilakukan adalah mengendalikan orang lain termasuk perilakunya dalam berprotokol kesehatan. Artinya, kita tidak bisa lagi memaksakan orang lain untuk mengikuti perilaku kita yang masih bermasker untuk menjaga keamanan diri sendiri,” jelas Mega Tala.

Pada akhirnya, kata dia, masyarakat dapat tetap menjaga diri sendiri dan orang terdekat diantara kebijakan yang ada. Selain mengenakan masker khususnya di area publik termasuk di ruangan tertutup, juga bisa dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun secara rutin dan mendapatkan vaksin COVID-19.

BACA JUGA:  Pusat Layanan Fertilitas Hadir di KEK Sanur, Dorong Bali Jadi Destinasi Wisata Kesehatan Dunia

“Jadi intinya bagi yang masih merasa cemas dengan kebijakan baru ini, ada baiknya tetap menerapkan protokol kesehatan di mana pun kapan pun sebagai upaya menurunkan kecemasannya dan merasa lebih aman,” demikian pesan Mega Tala. Terkait kecemasan yang muncul saat orang-orang mulai melepas masker, Profesor Penyakit Infeksi dan pengobatan perventif di Vanderbilt University Medical Center, Nashville, Tennessee, Dr. William Schaffner mengatakan ini hal yang normal.

Dia membandingkan kondisi ini dengan pasien yang dirawatnya di unit perawatan intensif dan dipantau terus-menerus. Ketika mereka membaik dan pindah ke ruangan biasa rumah sakit, mereka sering menjadi cemas.

“Mungkin ada kecemasan jika mereka tidak dapat melihat atau mendengar bunyi detak jantung mereka secara teratur. Jadi, ada kecemasan transisi yang merupakan kombinasi dari kegembiraan karena mereka menjadi lebih baik. Tetapi khawatir karena mereka tidak dipantau dengan cermat,” jelas Scaffner seperti dikutip dari Healthline.

BACA JUGA:  Belum Banyak yang Tahu, Ini Manfaat dan Cara Skrining BPJS Kesehatan

Menurut dia, terkadang dibutuhkan waktu bagi orang untuk membuat penyesuaian itu dengan lingkungan yang kurang aman.

Sementara itu, pakar neuropsikologi di Mind Sanam Hafeez, PsyD, mengatakan, setelah 2 tahun hidup, orang-orang mengenakan masker dan ini menjadi kebiasaan. Bagi mereka yang berisiko lebih tinggi terkena komplikasi COVID-19, menurut dia, meskipun mereka bisa memilih memakai masker tetapi mengetahui orang lain tidak harus melakukannya, maka ini membuat mereka lebih rentan.

BERITA TERKINI

OLAHRAGA

PERISTIWA

NASIONAL

DAERAH

HUKUM

POLITIK

LINGKUNGAN

Di Balik Foto

BERITA TERKINI

Indeks>>

Menitini.com adalah portal berita yang menyajikan informasi terkini seputar Bali dan Indonesia. Kami menghadirkan berita-berita Lingkungan, Pariwisata, nasional, politik, ekonomi, olahraga, pariwisata, hingga isu lokal Bali secara cepat, akurat, secara elegan, berimbang dan antihoax. 

Alamat Redaksi:

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11A Denpasar, Bali

Telepon: +62 87897468777

  • Email: redaksi.menitini@gmail.com
  • redaksi@menitini.com

Member of Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Bali

Menitini.com adalah portal berita yang menyajikan informasi terkini seputar Bali dan Indonesia. Kami menghadirkan berita-berita Lingkungan, Pariwisata, nasional, politik, ekonomi, olahraga, pariwisata, hingga isu lokal Bali secara cepat, akurat, secara elegan, berimbang dan antihoax. 

Alamat Redaksi:

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11A Denpasar, Bali

Telepon: +62 87897468777

  • Email: redaksi.menitini@gmail.com
  • redaksi@menitini.com

Member of Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Bali