Sabtu, 27 Juli, 2024
Suasana rumah duka di Desa Kuraleli, Kecamatan TNS, Kabupaten Maluku Tengah.

Suasana rumah duka di Desa Kuraleli, Kecamatan TNS, Kabupaten Maluku Tengah. (Foto: M-009)

Berita duka menyelimuti keluarga besar SMP 1 Banda Naira, salah satu mantan kepala sekolah, Piter Marantika yang biasanya disapa oleh kerabat dekatnya pak Pice.

AMBON,MENITINI.COM – Berita duka menyelimuti keluarga besar SMP Negeri 1 Banda Naira, salah satu mantan kepala sekolah, Piter Marantika yang biasanya disapa oleh kerabat dekatnya pak Pice.

Beliau menghembuskan nafas terakhir di RSUD Masohi, Kabupaten Maluku Tengah di usia memasuki 77 tahun, Kamis (24/11/2022) sekira pukul 4.10 WIT.

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Desa Kuralele, Kecamatan TNS. Rencana pemakaman hari ini tanggal 26 November 2022, jam 12.00 WIT di pekuburan keluarga.

“Sebagai seorang anak tertua dari 6 bersaudara, saya sangat bangga dengan papa saya. Ia sosok seorang figur papa yang sangat bertanggungjawab dalam segala hal. Terutama soal mendidik anak-anaknya dan itu terbukti dari keberhasilan saya dan adik-adik saya,” kata Marla Marantika ketika di hubungi lewat telepon selulernya, Saptu (26/11/2022) dini hari.

BACA JUGA:  Ratusan Fans Belanda di Kota Ambon Gelar Pawai Mengiringi Kemenangan Tim Orange 

Ditempat terpisah salah satu mantan guru SMP Negeri 1 Banda D. Pattian mengkisahkan sosok almarhum, menurutnya pak Marantika merupakan sosok pemimpin yang  sangat berwibawa dan disipling dalam melakasanakan tugas, namun ketika diluar tugas beliau sebagai sosok teman, kakak yang penuh canda. Beliau juga sosok pemimpin yang pendiam dan penuh senyum, merupakan sosok panutan terutama bagi guru-guru muda salah satunya saya, kenan Pattian.

Salah satu murid, Hein Pohwain mengatakan, almarhum pak Marantika menghembuskan nafas terakhir menjelang hari Guru Nasional yang ke- 77 tahun dan HUT PGRI, ini patut diberikan penghormatan terakhir untuk beliau sebagai sosok seorang guru dan pemimpi sekolah semasa tugasnya.

BACA JUGA:  Longsor Akibat Hujan Deras di Kota Ambon, 11 KK Mengungsi

Kata Pohwain, guru mempunyai peran sangat penting dalam melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan salah satunya almarhum pak Marantika.

Dalam hal ini, kata Pohwain, para guru lah yang menjadi tumpuan bangsa Indonesia. Sehingga, anak-anak bisa menghadapi tantangan dan mewujudkan harapan.

“Para guru menjadi tumpuan kita untuk mempersiapkan dan menempa anak-anak bangsa menghadapi tantangan dan mewujudkan harapan kita,” ujarnya.

Situasi duka cita, tentu dialami semua manusia, karena sejatinya di dunia ini tidak ada yang abadi. Setiap orang akan kehilangan apa yang dimilikinya jika saatnya sudah tiba. Baik kehilangan harta benda, hingga kehilangan orang-orang yang dikasihi karena kematian, tandasnya.

“Saat duka menyelimuti seseorang, maka orang-orang terdekatnya akan berusaha menguatkan mereka. Baik dengan  kehadiran maupun dengan mengutarakan ucapan duka cita yang menguatkan. Berkaitan dengan itu, kami Civitas dan para guru SMP Negeri 1 Banda Naira ucapkan Turut Berduka Cita untuk keluarga yang ditinggalkan. Doa kami semoga Tuhan menuntun keluarga pada kesembuhan hati dan membawa keluarga yang ditinggalkan dalam kedamaian di sepanjang waktu. Dan kami percaya bahwa almarhum pak Marantika mendapa tempat yang layak disisi Tuhan yang Maha Kuasa.” (M-009)

BACA JUGA:  Angkut 20 Ton Sampah di Kawasan Arbes-Ahuru, Ini Yang Dikatakan Kadis DLHPÂ