AMBON, MENITINI.COM – Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath mengatakan, pembangunan Bendungan Way Apu yang ada di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, merupakan proyek strategi nasional (PSN).
Menurut Wagub, proyek ini dibangun sejak 2017, namun terkendala penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang hingga kini masih berproses di Kementerian Lingkungan Hidup, perizinan alih fungsi hutan, serta pembiayaan lanjutan.
“Semua ini harus kita dorong agar proyek tidak terhenti dan Bendungan Way Apu bisa berfungsi sesuai rencana. Kita berkomitmen memastikan proyek ini tidak terkendala,” kata Wagub, Senin (11/8/2025).
Berdasarkan laporan Kepala BWS Maluku, Magdalena Tanga, progres fisik Bendungan Way Apu telah mencapai 79,8 persen.
Target penyelesaian seluruh pekerjaan konstruksi adalah tahun 2026, yang kemudian akan diikuti pembangunan jaringan irigasi agar air bendungan segera dimanfaatkan petani.
Saat ini, berbagai pekerjaan konstruksi yang masih berlangsung meliputi penimbunan main cofferdam dan main dam, drilling dan grouting untuk memperkuat struktur inti, pembetonan spillway, perkuatan tebing, pembangunan saluran pengarah, groundsill, penimbunan backfill.
Selain itu, konstruksi tower intake, jembatan, rumah katup, proteksi lereng, dan rigid pavement jalan utama.
Pembangunan bendungan yang dimulai sejak 2017 ini berada di dua kecamatan, yakni Waelata dan Lolong Guba.
Proyek dibagi menjadi dua paket. Paket pertama, konstruksi bendungan utama oleh PT PP (Persero) Tbk-PT Adhi Karya (Persero) Tbk (KSO), senilai Rp 1,11 triliun.
Sementara itu, paket kedua, konstruksi bendungan pelimpah oleh PT Hutama Karya (Persero)-PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (KSO), senilai Rp 1,04 triliun.
Bendungan Way Apu memiliki tinggi 69 meter, lebar puncak 12 meter, panjang puncak 490 meter, luas genangan 273,79 hektar, dan kapasitas tampung 50,05 juta meter kubik.
Meski begitu, Wagub memastikan pengerjaan bendungan bakal rampung sesuai rencana awal.
“Sesuai perintah Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, kami sudah berada di lokasi bersama jajaran pemerintah daerah dan BWS Maluku. Hasil peninjauan menunjukkan semua berjalan normal, meski curah hujan di sini cukup tinggi,” sebut Wagub.
Ditempat yang sama, Bupati Buru Ikram Umasugi pun menilai pembangunan bendungan berjalan cukup baik. Namun, ia mengakui masih ada kendala kecil, khususnya terkait pembangunan bendung suplesi akibat persoalan pembebasan lahan.
“Ini menjadi kewenangan kami. Kami akan koordinasi dengan seluruh pemangku adat di sini. Kita doa-kan, insya Allah semoga semua bisa berjalan dengan lancar, sesuai dengan apa yang kita harapkan,” ucapnya.
Diketahui, manfaat bendungan ini meliputi penyediaan air irigasi untuk 10.562 hektar sawah, pasokan air baku 0,205 m³/detik untuk kebutuhan domestik, reduksi banjir hingga 394 m³/detik, pembangkit listrik berkapasitas 8 MW (setara penerangan 8.750 rumah daya 900 watt), potensi destinasi wisata air dan alam untuk mendukung perekonomian daerah.
Dengan progres yang hampir mencapai 80 persen, pemerintah daerah dan provinsi berkomitmen memastikan proyek ini tuntas tepat waktu dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Buru. (M-009).
- Editor: Daton