Keselamatan Penerbangan Terjaga, Budaya “Melayangan” Tetap Lestari, Ini Permintaan Komunitas Layangan di Bali

Ratusan layang-layang menghiasi langit sirkuit All In One di Jembrana. (M-011)
Ratusan layang-layang menghiasi langit sirkuit All In One di Jembrana. (M-011)

BADUNG, MENITINI.COM-Kekhawatiran terhadap punahnya tradisi melayangan di desa yang masuk dalam radius Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) menjadi kegelisahan di kalangan para pemuda.

Mereka berharap ada solusi agar budaya tersebut dapat berjalan beriringan dengan KKOP, tanpa adanya salah satu yang diabaikan.

Kondisi kegelisahan pemuda itu mendapatkan perhatian dari Kepala Lingkungan Pesalakan Tuban, Nyoman Sudartha.

Sebagai solusi masalah tersebut, Otban diimbau dapat bersama dengan pemuda dan mensolusikan hal tersebut dengan memfasilitasi para rare angon.

Nyoman Sudartha menilai perlu duduk bersama antara pemuda dengan pihak Otban dan pemerintah dalam mencari jalan terbaik menyikapi permasalahan yang ada.

Sehingga apa yang dikhawatirkan para pemuda akan punahnya tradisi melayangan terjawab dengan solusi pasti. Selama ini sosialisasi Otban cenderung ke instansi pemerintah dan sekolah, sedangkan ke pemuda atau banjar memang belum pernah dilakukan.

BACA JUGA:  Pagelaran Seni Mahakarya ke-9 Pemkot Denpasar dalam Rangka Peringati Hari Disabilitas Internasional

“Saya pikir ini perlu duduk bersama, mencari solusi terbaik. Bagaimana mengupayakan agar ini bisa berjalan beriringan tanpa saling menganggu. Keselamatan penerbangan terjaga dan budaya tetap lestari. Jangan sampai tradisi melayangan ini hilang, sebab ini sudah turun temurun di Bali dan bahkan sebelum ada bandara,” ucapnya Jumat, (2/8/2024).

Selama ini para komunitas layangan memang belum tersentuh langsung sosialisasi dari Otban. Karena itu, efektivitas sosialisasi perlu dievaluasi, sehingga antara harapan pemuda dan Otban bisa menemukan titik temu yang baik.

Dengan duduk bersama, maka para pemuda bisa langsung bertanya dan mengungkapkan pengalaman mereka. Sementara Otban juga bisa memberikan edukasi dan pemahaman lapangan.

Salah satu solusi yang ia tawarkan adalah bagaimana komunitas layangan dapat difasilitasi bermain layang layang. Jika di kawasan terkait tidak bisa menerbangkan layangan, maka dicarikan tempat yang bisa menyalurkan tradisi tersebut.

BACA JUGA:  Bupati Badung Buka Pekan Kebudayaan Daerah Jantra Tradisi Bali 2025 dan Lomba Ogoh-Ogoh

Sehingga para pemuda tidak kecewa dan keselamatan penerbangan tetap terjaga. “Dari pada liar, lebih baik difasilitasi melalui dana CSR. Kan jelas jadi win-win sulution,” ucapnya.

Ia menilai, antara layang-layang dan rute penerbangan pesawat perlu diatur demi kebaikan bersama. Keselamatan penerbangan merupakan hal yang penting, tapi tradisi masyarakat ini juga penting dilestarikan dan sudah mengakar.

Jangan sampai karena wisata terbang yang sifatnya komersil justru mengikis tradisi melayangan. Melayangan ini juga menjadi daya tarik pariwisata. “Kalau kami di Tuban semua masyarakat sudah taat. Pecalang juga aktif mengawasi dan orang tua mengedukasi,” ujarnya. (M-003)

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami