BANGLI,MENITINI.COM-Pemerintah Kabupaten Bangli terus menunjukkan komitmennya dalam menangani persoalan sampah plastik dengan cara kreatif. Salah satu inisiatif menarik adalah melalui Lomba Janger tingkat Sekolah Dasar se-Kecamatan Bangli, yang tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga wadah edukasi lingkungan hidup.
Uniknya, asesoris dan perlengkapan tari yang digunakan para peserta berasal dari bahan daur ulang, seperti plastik bekas dan limbah non-organik lainnya.
Lomba yang digelar selama dua hari (29–30 April 2025) di Wantilan Desa Adat Bebalang ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, dan diikuti oleh 32 peserta dari berbagai SD se-Kecamatan Bangli. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun Bangli ke-821.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Diar menyampaikan apresiasi atas kreativitas para peserta yang berhasil memadukan unsur seni budaya dengan kepedulian terhadap lingkungan. “Ini langkah luar biasa. Anak-anak diajarkan sejak dini untuk mencintai budaya Bali sekaligus peduli terhadap lingkungan. Daur ulang sampah menjadi asesoris seni adalah bentuk nyata kreativitas yang mendidik,” ujarnya.
Wabup Diar menambahkan bahwa edukasi lingkungan seperti ini penting dilakukan sejak usia dini. Dengan pendekatan budaya yang dekat dengan masyarakat, pesan pengurangan sampah, terutama plastik sekali pakai, bisa tersampaikan secara lebih efektif.
Sementara itu, Camat Bangli Sang Made Agus Dwipayana yang juga menjadi penggagas kegiatan ini, menjelaskan bahwa lomba ini bukan hanya ajang kompetisi, melainkan juga bentuk kampanye bersama dalam menanggulangi sampah. “Semua elemen masyarakat, termasuk sekolah dan keluarga, bisa ikut berperan dalam pengelolaan sampah. Mulai dari rumah tangga hingga ke panggung seni seperti ini,” katanya.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah seperti Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Camat Bangli beserta jajaran, serta tokoh adat setempat.
Pembukaan lomba ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Bupati Bangli, yang menandakan dimulainya kompetisi janger yang tak hanya sarat nilai budaya, tapi juga sarat pesan ekologis.
Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Bali untuk menggabungkan pelestarian budaya dan pengelolaan lingkungan secara harmonis—sebuah langkah kecil namun berarti dalam menghadapi darurat sampah plastik yang kian menjadi sorotan di Pulau Dewata.*
- Editor: Daton