Minggu, 8 Desember, 2024

Kerja Sama Pengolahan Sampah, Jembrana Kirim Perdana 12 Ton RDF

Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat melepas pengiriman 12 ton RDF, Selasa (20/8/2024). (Foto: istiewa)

JEMBRANA,MENITINI.COM-Masalah sampah menjadi persoalan pelik bagi tiap daerah selama ini. Kondisi ini makin diperparah dengan meningkatnya volume sampah  yang terus bertambah tidak sebanding dengan terbatasnya lahan TPA.

Hal itu juga terjadi di Kabupaten Jembrana, masalah sampah menjadi persoalan bertahun-tahun mengingat kondisi eksisting TPA Peh yang makin overload. Kondisi itu disadari betul Bupati Jembrana I Nengah Tamba, dimana targetnya menyelesaikan persoalan sampah sebagai prioritas kerjanya.

Kemenpar Perkuat Sinergi Kembangkan Infrastruktur dan Promosi Pariwisata Inklusif

Syafruddin: Komisi XII Komitmen Investigasi Isu Pelanggaran Lingkungan oleh PT IWIP

Bupati Giri Prasta Tanam 1000 Pohon Pala di Alas Pala Sangeh

Gerakan Wisata Bersih Kemenpar, Edukasi Pengelolaan Sampah Efektif di Destinasi Pariwisata Menuju Desa Adat Bersih dan Sehat

Bupati Tamba beryakinan dalam empat tahun masalah sampah di TPA Peh yang estimasinya dihitung berkisar 75.000-100.000 ton bisa diatasi dalam empat tahun. Solusinya, melalui kerjasama pengolahan sampah menjadi RDF (refuse derived fuel).

Kerjasama pengolahan sampah itu ditandai pengiriman perdana RDF seberat 12 ton hasil pengolahan di TPA Peh menuju pembeli di Jawa Timur.

Kerjasama melibatkan Pemkab Jembrana dengan PT. Wisesa Global Solusindo selaku pengelola alat , PT Solusi Bangun Indonesia selaku buyer penerima RDF, pada Selasa (20/8) di TPA Peh, Desa Kaliakah.

Sementara dari sisi operasional usaha  awal , dibantu oleh BPD Bali melalui dana CSR sebesar Rp 300 juta yang diserahkan langsung Direktur Kredit BPD Bali Kadek Lestara Widiatmika.

Dinas Perhubungan Periksa Kelaikan Kendaraan Jelang Liburan Natal dan Tahun Baru

Kodam IX/Udayana Terjunkan 200 Prajurit, Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi 

Real Count KPU RI: Koster-Giri Unggul Sementara

Dapat Ucapan Selamat dari De Gadjah, Begini Respon Koster

Hadir dalam acara peluncuran perdana RDF itu Direktur Utama PT. Wisesa Global Solusindo Asri Mukhtar, Direktur Manufacturing SBI Soni Asrul Sani serta Direktur Kredit BPD Bali Kadek Lestara Widiatmika.

Bupati Tamba mengatakan, masalah sampah bertahun-tahun belum ada solusi maksimal, sehingga menimbulkan tumpukan sampah. Tidak hanya dialami oleh Jembrana, tetapi semua kabupaten lain di Bali dan Indonesia.

”Dengan upaya mengatasi sampah eksisting menjadi RDF ini saya yakin solusi bisa mengatasi tumpukan sampah ini,” ujar Bupati.

Ia meyakini, dalam empat tahun kerjasama ini berjalan baik mampu menuntaskan tumpukan gunung sampah diTPA Peh yang diestimasi mencapai 100 ribu ton.

Saat ini, peralatan dari pihak ketiga sudah cukup memadai, hanya perlu beberapa peralatan tambahan. Bupati Tamba sudah meminta Penjabat Gubernur Bali agar mengalokasikan BKK Provinsi Bali untuk menambah peralatan tahun anggaran perubahan 2024, Gubernur sudah setuju,” imbuhnya.

 Jembrana Dapat Bantuan Mesin Pengolah Sampah menjadi RDF

Presiden Cek Proses Pengolahan Sampah di TPST RDF Cilacap

Fasilitas Teknologi RDF Dibangun di TPA Cimenteng, Sukabumi

Kunjungi TOSS Center Klungkung, Setwapres Nilai Mesin Olah Residu PT. CTBL Efektif Kurangi Sampah ke TPA

Bupati Tamba menyebut, sudah banyak kabupaten lain yang akan datang untuk melihat RDF ini. Namun sementara belum menerima kabupaten lain yang akan melihat proses pengolahan RDF. 

”Ini merupakan pilot projek. Upaya mewujudkan program ini, bukan pekerjaan mudah. Prosesnya selama setahun lebih, hingga akhirnya ada kerjasama dengan pihak ketiga yang bersedia bekerjasama menyediakan peralatan, tanpa harus mengeluarkan anggaran daerah,” ungkapnya.

Bupati Tamba menyampaikan, saat ini masih belum mencapai target permintaan volume RDF. Tetapi nantinya setalah ada penambahan bisa mencapai target volume harian permintaan pihak ketiga yang akan membeli RDF.

"Tujuannya memang untuk membangun negeri. Kita ingin membuktikan bahwa energi terbaru kami bisa dimulai dari Jembrana," terangnya.

Direktur Manufacturing SBI Soni Asrul Sani mengatakan , pihaknya  sudah memberikan spesifikasi dibutuhkan. Karena itu Ia berharap produk RDF dari TPA ini menghasilkan kadar tertentu yang bisa diterima standar  pabrik.

“Khusus  untuk RDF yang dihasilkan hari ini dinilainya sudah memenuhi standar,“ jelasnya .

Selain itu, untuk pemenuhan kualitas,  interaksi dengan pihak pihak yang bekerjasama akan terus dilakukan, agar bagaimana RDF ini polanya bisa diterima.

“Kedepan seperti yang bapak bupati bilang 4 tahun cepat atau lambat tapi kalau bisa ya dipercepat teratasinya. Karena kita  punya komitmen energi terbarukan dan satu lagi energi terbarukan ini juga merupakan program suistainablity  di pabrik kita yang harus kita jalankan. Dalam waktu 2030 jadi ada target alternatif dari penggunaan bahan bakar Batubara,“ tuntasnya . (M-011)

  • Editor: Daton
BACA JUGA:  Kampanye Unik #WhatRemains Grant Thornton Indonesia, Galakan Pemakaian Produk Perawatan Pribadi secara Bijak