“Inisiatif pengolahan air laut ini kami arahkan sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), terutama dalam menjawab tantangan ketersediaan air bersih di kawasan destinasi prioritas,” ujar Novan dalam keterangan tertulis, Senin (15/12/2025).
Dalam operasionalnya, ITDC NU mengadopsi teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang memisahkan garam dari air laut melalui tekanan osmotik hingga menghasilkan air bersih layak konsumsi. Teknologi ini dinilai efektif untuk mengatasi keterbatasan sumber air tawar, khususnya di kawasan pesisir.
Pemanfaatan teknologi SWRO diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap air tanah, memperkuat ketahanan lingkungan, serta mendukung pengembangan pariwisata hijau. ITDC NU juga menegaskan komitmennya menjaga kelestarian lingkungan laut dan ekosistem sekitarnya.









