Dyspepsia, Berbahayakah?

Saat ini semakin banyak masyarakat yang mengeluhkan mengenai gangguan di ulu hati seperti perut terasa penuh, cepat kenyang, nyeri di ulu hati, mual, kembung, dan muntah.

Apabila anda merasakan beberapa gejala yang sama kemungkinan besar anda menderita sindroma dispepsia.
dr. Surya Sp.PD, Mengatakan “Sindroma dispepsia merupakan sekumpulan gejala yang dirasakan oleh masyarakat biasa yang terjadi pada saat setelah makan seperti ulu hati, kembung, mual, muntah, rasa penuh dan sendawa” ujar dokter yang berpraktek di RSU Bhakti Rahayu Denpasar itu.

dr.Surya Wibawa Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Bhakti Rahayu/ (menitini)

“Hal ini dapat terjadi dikarenakan asam lambung yang meningkat dan menyebabkan terjadinya iritasi pada mukosa dinding lambung.  Penyebabnya yang sering terjadi adalah penyakit tukak peptik yang dapat disebabkan karena infeksi dari bakteri h.pylori. Obat non steroid anti inflamasi, serta pola makan dan konsumsi yang tidak cocok dengan tubuh kita seperti terlalu pedas, kopi yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan gangguan lambung tersebut, tetapi salah satu yang paling penting stres yang dirasakan akibat terlalu cemas, mengejar target, mengejar deadline atau permasalahan lain yang dihadapi oleh penderita sehingga  terjadi stres di dalam tubuh penderita”, tambahnya
Pencegahan dispepsia dapat dilakukan dengan:

  1. Makan dengan porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering ini penting untuk menetralisir asam lambung yang diproduksi oleh lambung;
  2. Menghindari makanan pedas atau berlemak minuman bersoda alkohol atau yang berkafein karena merangsang peningkatan produksi asam lambung;
  3. Berhenti atau tidak merokok, hal ini penting karena merokok dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen yang seharusnya didistribusikan oleh tubuh;
  4. Berolahraga dan menjaga agar tubuh tetap ideal sehingga kesehatan akan terjaga baik dan tetap bugar dalam kesehariannya;
  5. Mengurangi stres dan rasa cemas bisa dengan olahraga seperti yoga atau olahraga lain yang menyenangkan;
  6. Cukup tidur fase untuk relaksasi dengan lebih baik dan tubuh dapat beristirahat secara maksimal.
BACA JUGA:  Polio Paul, Selama 70 Tahun Hidup dengan Paru-paru Besi, Meninggal di Usia 78 Tahun

Lakukan pencegahan agar tidak merasakan kumpulan gejala diatas. (M-004)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *