Covid-19 Meningkat Signifikan di Bali, Tak Perlu “Lockdown” Ini Penjelasan Pangdam IX/Udayana

DENPASAR, MENITINI.COM –Angka pasien Covid-19 di Bali sejak dalam sepekan terakhir meningkat signifikan. Namun kenyataan ini tak serta merta Bali mesti dilockdown.

Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Kurnia Dewantara secara eksplisit menolak wacana lockdown (penutupan total-red) di Bali karena perlu kajian mendalam dan berdampak terhadap ekonomi masyarakat.

Menjawab pertanyaan wartawan pada sesi tanya jawab usai penyerahan penghargaan  di Fakultas Kedokteran Unud, Rabu (9/9) Pangdam meminta perlu kajian mendalam karena berdampak pada kehidupan masyarakat.

“Terkait lockdown, saya kira keputusan lockdown ini tak bisa serta merta diberlakukan begitu saja. Pengalaman dari tingkat nasional sampai daerah mulai awal muncul Covid-19, keputusan lockdown tidak dijadikan satu opsi untuk menangani covid ini. Karena kehidupan masyarakat tetap jalan, di sisi lain kita harus mencegah orang-orang terpapar covid. Sehingga yang tadi ada saran, usulan untuk lockdown saya kira ini perlu kajian lebih dalam, bagaimana dampak ekonomi untuk masyarakat,”kata Pangdam Mayjen TNI Kurnia Dewantara

Akhir akhir ini ada belasan orang yang meninggal. Menurut Pangdam,  dari hasil analisa, karena beberapa minggu lalu ada libur empat hari dimana aktivitas masyarakat di tempat rekreasi meningkat. “Dampaknya setelah 14 hari kemudian terbukti ada peningkatan dari sisi jumlah yang meninggal,”ujarnya

Beberapa hari ini terutama mulai awal bulan September kasus positif Covid-19 di Provinsi Bali meningkat tajam. Hal ini sejalan dengan kebijakan memulai tatanan hidup baru, terutama memulai aktivitas kegiatan ekonomi.

“Saya kira ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat. Di satu sisi ekonomi mulai ditingkatkan, di sisi lain covid harus diturunkan. Ini dilema terutama di lapangan. Karena aktivitas ekonomi meningkat, konsekwensinya interaksi antar orang makin tinggi.  Dan ini beresiko meningkatnya masyarakat terpapar Covid-19,” kata Pangdam Kurnia Dewantara.

Sebelumnya Profesor Virology and Molecular Biology Universitas Udayana, Profesor. Dr. Drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika,  menegaskan Bali harus segera di-lockdown untuk mengantisipasi lonjakan penyebaran virus dan korban jiwa. “Bali mesti segera di-lockdown,” tegasnya sembari menunjukkan tabel yang menampilkan pergerakan virus SARS Cov-2. 

“Moving average 5 hari (putus-putus) dan 10 hari (garis lurus) angka kasus positif (biru) dan angka kematian (oranye) pandemi Covid-19 di Bali. Interpretasi trend meningkat tajam. Mengkhawatirkan. Data kedua adalah tingkat hunian rumah sakit. Bali juara. Rumah sakit penuh,” katanya, seperti dikutip Balipolitika.comSelasa (8/9)

Keputusan apa yang harus diambil pemerintah? Prof. Mahardika menjawab lockdown segera. Pemerintah dan stakeholder terkait juga harus membenahi sistem kesehatan masyarakat segera. “Bantu warga yang tak mampu. Jaga tetangga. Desa adat ambil peran kunci. Pemerintah menyediakan logistik. Kesehatan yang utama. Tak bisa ditawar. Jika tetap tak hirau dengan data, tugas saya telah saya lakukan,” tegasnya.poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *