Sabtu, 27 Juli, 2024

JAKARTA,MENITINI.COM-Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut kondisi Dana Jaminan Sosial (DJS) yang sehat menjadi modal utama BPJS Kesehatan dalam mendorong transformasi mutu layanan.

Saat ini pengelolaan DJS Kesehatan katanya telah mencapai titik optimal. Hasil investasi DJS Kesehatan terus tumbuh.

Melansir Detikcom, pada 2022 hasil investasi mencapai Rp 2,89 triliun atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,42 triliun di 2021, menjadi indikator kuat strategi penempatan DJS Kesehatan dalam instrumen investasi yang aman telah membuahkan hasil yang signifikan.

Surplus aset DJS juga turut dimanfaatkan untuk meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan. Upaya ini mencakup perluasan skrining penyakit, peningkatan upaya promotif dan preventif, serta peningkatan fasilitas kesehatan melalui kerja sama dan peningkatan kapasitas faskes.

BACA JUGA:  Polresta Denpasar mulai Uji Coba Pembuatan SIM Wajib Sertakan BPJS Kesehatan

“Saat ini, BPJS Kesehatan tengah menggaungkan transformasi mutu layanan. Ini kita lakukan agar pelayanan di fasilitas kesehatan bisa mudah, cepat dan setara. Harapannya, upaya ini juga didukung oleh seluruh fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit,” kata Ghufron seperti dikutip dari Detikcom.

Dia menuturkan kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit saat ini sudah terjalin sangat baik. Adapun salah satu poin kerja sama yang tertuang dalam perjanjian kerja sama mengutamakan kemudahan akses bagi peserta.

Selain itu, berbagai inovasi layanan juga dihadirkan yang bisa dimanfaatkan peserta dalam mengakses layanan kesehatan. Kini, peserta sudah bisa mengakses layanan kesehatan hanya dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Terbaru, BPJS Kesehatan menghadirkan inovasi berbasis digital melalui i-Care JKN.

BACA JUGA:  Buntut Polemik KRIS, Komisi IX DPR Akan Panggil Menkes-BPJS Kesehatan

Dia mengklaim kehadiran sistem ini mempermudah petugas medis untuk melacak riwayat pelayanan kesehatan peserta dalam satu tahun terakhir. Tak hanya memfasilitasi komunikasi antar dokter, menurutnya sistem ini juga membantu penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang lebih komprehensif kepada peserta. (M-003)

  • Editor: Daton