DENPASAR, MENITINI.COM – Kolagen alias kolagen peptida, baik dalam bentuk bubuk atau pil, dengan cepat mendapatkan popularitas dalam industri kesehatan. Banyak yang menggunakan suplemen ini karena dugaan manfaatnya dalam mendukung kesehatan estetik terkait rambut, kulit, kuku, usus, dan persendian. Popularitasnya makin moncer setelah banyak ditambahkan ke produk makanan oleh koki-koki ternama. Tetapi apakah semua itu benar bermanfaat? Ataukah hanya trik marketing? Cek informasi berikut!
Apa itu Kolagen?
Kolagen adalah protein struktural yang paling melimpah dalam tubuh manusia dan hewan. Protein struktural ini memiliki fungsi yang sama dengan protein yang membentuk kerangka sel dan jaringan Anda. Kolagen terdiri dari tiga asam amino utama, glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Mirip sekali dengan kolagen yang terdapat pada jaringan ikat, kulit, tendon, tulang, dan tulang rawan tubuh kita. Selain itu, berperan dalam proses seluler seperti perbaikan jaringan, respon imun, komunikasi dan migrasi seluler, yang merupakan proses untuk perbaikan dan pemeliharaan jaringan.
Fibroblas, yang merupakan sel jaringan ikat, bertanggung jawab untuk memproduksi dan memelihara kolagen. Seiring bertambahnya usia, fungsi fibroblas menjadi kurang efisien, produksi kolagen menjadi terfragmentasi dan melambat. Perubahan ini, dalam kombinasi dengan hilangnya protein struktural lain yang disebut elastin, menyebabkan tanda-tanda penuaan. Faktor gaya hidup tertentu juga dapat mempercepat hilangnya kolagen, seperti merokok, minum alkohol, dan paparan sinar matahari yang berlebihan.
Fungsi Kolagen Menurut Penelitian
Sementara gembar-gembor media sosial terus berlangsung, tentu harus kita cek kebenarannya. Berikut adalah fungsi kolagen menurut penelitian dan ahli gixi. Serta apakah ada ruang untuk mendapat membantu mengumpulkan wawasan tentang apa yang dibicarakan orang dalam ruang suplemen, yang benar-benar penting adalah apa yang ditunjukkan oleh penelitian.
-
Memperbaiki Kesehatan Kulit
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen atau bubuk kolagen dapat meningkatkan kesehatan dan penampilan kulit. Dalam satu ulasan yang mencakup 19 studi dan total 1.125 peserta (usia 20-70), ditemukan bahwa mengonsumsi suplemen kolagen terhidrolisis meningkatkan elastisitas, hidrasi kulit, dan mengurangi kerutan. Hasil ini berdasar kesimpulan pasca 90 hari penggunaan. Penting untuk dicatat bahwa banyak dari penelitian ini didanai oleh produsen suplemen, yang berpotensi mempengaruhi hasil penelitian.
-
Mempromosikan Kesehatan Sendi
Ada banyak penelitian yang menunjukkan efek kolagen pada kesehatan sendi, termasuk osteoartritis dan hilangnya kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Studi praklinis menunjukkan bahwa konsumsi kolagen hidrolisat merangsang regenerasi jaringan dengan meningkatkan sintesis kolagen. Studi klinis lainnya juga menunjukkan bahwa konsumsi membantu mengurangi nyeri sendi dan kehilangan kepadatan tulang. Selain itu, penelitian lain membuktikan adanya peningkatan mobilitas sendi sebesar 39% pasca konsumsi 90 hari.
-
Memperkuat Struktur Kuku
Meskipun ada beberapa penelitian untuk mendukung penggunaan suplemen kolagen untuk meningkatkan kesehatan kulit, rambut, dan sendi, diperlukan lebih banyak bukti untuk penggunaan kolagen dalam kaitannya dengan kesehatan kuku. Sebuah studi acak, menunjukkan manfaatnya untuk wajah dan rambut, tetapi tidak ada manfaat untuk kuku.
Potensi Bahaya
Suplemen kolagen sudah mendapat pengakuan atas keamanannya dan tidak terkait dengan efek samping yang merugikan. Kekhawatiran potensial lebih tentang bahan-bahan lain yang mungkin disertakan oleh produsen. Banyak perusahaan yang memproduksi dengan tambahan herbal atau vitamin dosis tinggi. Beberapa ekstrak herbal dapat berinteraksi dengan obat dan tidak aman untuk bumil atau busui.
Terkait pengaturan dan standar keamanan, Departemen Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tidak mengatur mengenai kolagen. Meskipun ada bukti ilmiah untuk mendukung manfaat terapeutik, penggunaan kolagen bukan sebagai pengganti obat resep apa pun. Saat memilih carilah yang merupakan produk teruji pihak ketiga untuk memastikan Anda memilih produk yang aman. Organisasi pihak ketiga tidak berfokus menguji kemanjuran produk, tetapi keamanan dan kadar kontaminan.
Suplemen vs. Makanan
Tubuh Anda secara alami memproduksi kolagen dari asam amino, oleh karena itu, Anda tidak perlu mengonsumsi suplemen tambahan. Anda dapat menyokong produksinya dengan mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup dari sumber makanan alami. Contoh makanan tersebut antara lain ayam, ikan, kacang-kacangan, telur, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan. Selain itu, bahan makanan yang mengandung kalsium, vitamin D, vitamin C, dan seng.
Penambahan suplemen kolagen dapat bermanfaat untuk meningkatkan asupan protein Anda, namun tidak signifikan. Jika Anda khawatir tentang asupan protein Anda atau memerlukan panduan, konsultasikan dengan ahli gizi. Meskipun tidak ada urgensi, suplemen ini merupakan tambahan yang layak untuk diet Anda untuk manfaat kesehatan kulit, tulang, dan persendian. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum menambahkan kolagen, ataupun suplemen lainnya. Terutama jika ada kecurigaan kandungan aditif yang berinteraksi dengan obat yang sedang Anda konsumsi. (M-010)