Awas Kulit Terbakar Meski Cuaca Mendung, Ini Alasannya!

DENPASAR, MENITINI.COM – Akhir-akhir ini cuaca tidak menentu. Dominasi awan mendung dan hujan membuat hawa terasa lebih sejuk. Sayangnya, meski cuaca mendukung untuk rebahan, kita tetap harus menjalankan rutinitas. Ternyata, menjalankan rutinitas dalam suasana mendung tetap berpotensi mengganggu kesehatan kulit, lho! Mengapa demikian? Umumnya, kita tergoda untuk melewatkan penggunaan tabir surya saat mendung. Tetapi radiasi ultraviolet (UV) matahari, meskipun tidak terlihat masih sangat kuat dan membahayakan kulit Anda. Jadi resiko kulit terbakar dan kanker kulit tetap tinggi. Simak informasi yang telah redaksi rangkum berikut!

Mengapa kulit terbakar saat mendung?

Radiasi UV matahari adalah jenis sumber energi alami yang tidak dapat kita lihat. Energi UV matahari hanya dapat kita rasakan. Inilah sebabnya mengapa kulit yang tidak terlindungi terasa panas atau hangat di siang hari. Radiasi UV matahari paling kuat dan merusak antara pukul 10 pagi dan 4 sore. Saat musim panas, radiasi berpotensi lebih merusak karena posisi bumi yang lebih miring ke arah matahari. Mendung atau awan hanya menghalangi sebagian sinar UV. 90% sisanya masih dapat menembus lapisan awan dan membakar kulit.

Jika Anda tinggal di khatulistiwa seperti Indonesia, radiasi UV matahari tetap kuat sepanjang tahun. Bahkan, 0rang yang tinggal, bekerja, atau berekreasi di dataran tinggi juga mengalami paparan sinar matahari yang sama kuat walau cuaca lebih sejuk. Perlu diingat, radiasi UV matahari dapat merusak lebih banyak ketika mengenai permukaan reflektif yang tidak rata seperti air, semen, dan pasir. Jadi, sangat penting untuk memastikan Anda memiliki perlindungan matahari yang memadai. Jangan ragu menggunakan tabir surya saat beraktivitas outdoor.

Jenis radiasi ultraviolet (UV)

Matahari adalah sumber sinar UV alami terbesar dan satu-satunya. Bukan hanya satu jenis sinar UV dari matahari, tetapi ada 3 jenis. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan tingkat energinya, atau panjang gelombangnya. Artinya, tiap gelombang membawa risiko yang berbeda bagi kesehatan kita.

  • Ultraviolet A (UVA)

UVA memiliki panjang gelombang tertinggi. Ia bergerak melalui lapisan ozon pelindung Bumi jauh ke dalam kulit kita, menyebabkan kulit cokelat dan terbakar sinar matahari. Sinar UVA juga dapat menyebabkan kerusakan genetik pada sel-sel kulit, yang secara signifikan berkontribusi terhadap risiko kanker kulit. Meskipun lebih lemah dari dua jenis sinar UV lainnya, UVA dikirim oleh matahari dalam jumlah yang cukup konstan sepanjang tahun.

  • Ultraviolet B (UVB)

UVB memiliki panjang gelombang sedang. Ia memasuki lapisan terluar kulit dan juga dapat menyebabkan kulit cokelat dan terbakar sinar matahari. Lapisan ozon menyerap beberapa UVB sebelum mencapai Bumi. Levelnya berubah sepanjang hari dan juga musiman. Utamanya, UVB paling kuat saat pagi hingga sore hari, namun dapat merusak kulit Anda sepanjang tahun.

  • Ultraviolet C (UVC)

UVC memiliki panjang gelombang terpendek. Lapisan ozon menyerapnya sepenuhnya, sehingga tidak menimbulkan banyak risiko bagi kesehatan manusia.

BACA JUGA:  Berolahraga di Malam Hari Saat Ramadhan? Ini Tipsnya!

Siapa yang berisiko lebih tinggi?

Orang-orang tertentu memiliki risiko kulit terbakar lebih tinggi, bahkan pada hari yang mendung. Jika Anda memiliki salah satu faktor risiko berikut, berhati-hatilah untuk melindungi diri Anda dari sinar matahari:

  • memiliki kulit atau mata yang lebih terang
  • riwayat sering terbakar matahari di masa lalu
  • mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan sensitivitas sinar matahari, seperti antibiotik dan pil KB
  • menggunakan produk perawatan kulit tertentu yang mengandung retinoid dan benzoil peroksida

Gejala terbakar sinar matahari

Setiap orang berisiko terbakar sinar matahari, bahkan pada saat mendung. Gejala sengatan matahari dapat muncul secara berbeda berdasarkan warna kulit Anda dan tingkat keparahan sengatan matahari. Biasanya menunjukkan gejala yang paling intens 24 hingga 36 jam setelah paparan sinar matahari. Beberapa gejala paling umum dari sengatan matahari ringan hingga sedang meliputi melepuh, kebingungan, kelemahan, atau pingsan, meriang, kulit kering, gatal, atau mengelupas, demam, pembengkakan dan nyeri pada lokasi yang terkena. Khusus orang dengan warna kulit lebih terang hampir selalu mengalami kemerahan parah bersamaan dengan sengatan matahari.

BACA JUGA:  Cemaran Plastik Air Minum Kemasan Meningkat, Harus Apa?

Proteksi sinar matahari saat mendung

Kulit terbakar matahari memang bersifat sementara, tetapi kerusakan kulit dapat bersifat permanen. Pada hari yang cerah dan berawan, cobalah untuk mengambil langkah-langkah perlindungan matahari berikut sebanyak mungkin:

  • Tutupi kulit Anda dengan pakaian, dan cari label “UV protector”
  • Memakai kaca mata hitam. Paparan UV juga meningkatkan risiko penyakit mata yang serius.
  • Pakailah tabir surya spektrum luas (yang menghalangi sinar UVA dan UVB) dengan SPF minimal 30 (dan 50 untuk kulit yang lebih mudah terbakar).
  • Habiskan waktu di tempat teduh saat aktivitas outdoor
  • Cek intensitas UV berkala. Anda dapat mengetahui indeks UV harian melalui aplikasi, dan situs web.
  • Kenakan topi dengan pinggiran yang menutupi wajah Anda.
  • Tundalah aktivitas hingga sinar matahari tidak terlalu terik.
BACA JUGA:  Presiden Jokowi Resmikan RS PPN Panglima Besar Soedirman

Pilihan tabir surya saat mendung

Oleskan tabir surya yang sama dengan yang Anda gunakan pada hari yang cerah pada hari berawan. Pilihlah spektrum luas dengan SPF minimal 30. Jika Anda ingin lebih ramah lingkungan, tabir surya dengan label “reef-safe” dapat menjadi pilihan terutama saat aktivitas terkait akuatik. Bedanya hanya tidak mengandung bahan kimia beracun oxybenzone dan octinoxate. Jangan lupa oleskan pada bagian yang tidak tertutup pakaian, termasuk tangan, telinga, dan leher.

Berapa banyak tabir surya yang harus Anda gunakan?

Pada orang dewasa butuh sekitar 1 ons tabir surya per aplikasi untuk menutupi tubuh mereka sepenuhnya. Kurang lebih setara dengan satu gelas. Pastikan Anda mengoleskan tabir surya sepenuhnya ke kulit Anda. Perlu waktu sekitar 15 menit agar tabir surya terserap dengan baik ke dalam kulit Anda, jadi sebaiknya gunakan sebelum Anda pergi ke luar ruangan. Oleskan kembali tabir surya Anda setiap 2 jam setelah Anda berada di bawah sinar matahari. Hal ini sangat penting karena cara dan durasi kerja tabir surya berdasarkan tingkatan SPF yang terkandung. (M-010)