BADUNG, MENITINI.COM-Seiring upaya perbaikan sistem kesehatan di Indonesia, sebagai persiapan menghadapi ancaman kesehatan tidak terduga ke depan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan transformasi sistem kesehatan melalui 6 pilar transformasi kesehatan Indonesia.
Ke enam pilar itu yakni transformasi layanan primer, transformasi layanan sekunder, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Berkaitan dengan itu, forum Global Oncology Summit 2023 menggelar pertemuan dari tanggal 10 -11 Juni 2023 di Bali, dengan tema Biomedical and Genome Sequencing Towards Oncology Precision Medicine.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kefarmasian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr.Dra.Lusia Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS mengatakan, pemerintah ingin segera merealisasikan kemandirian di bidang obat-obatan dan alat kesehatan. Diantaranya produk diagnostik, produk obat yang berbasis gnome dengan didukung teknologi advance modern. Hal itu berkaitan dengan pilar keenam, yaitu transformasi kesehatan yang mendukung pengobatan obat-obatan kesehatan dan alat kesehatan.
Pengembangan tersebut tentu tidak bisa hanya dilakukan Kemenkes, sehingga memerlukan kerjasama dengan privat sektor maupun dengan industri. Salah satunya dengan Kalbe Farma. “Itu keberhasilan kita nanti dalam bidang ketahanan kesehatan di bidang farmasi, untuk mendukung pilar transformasi dan wilayah primer. Misalnya, kita menemukan kit diagnostik skrining penyakit kanker, kan itu nanti disiapkan di layanan-layanan primer, skrining HPP, dan lain sebagainya,”katanya di Jimbaran, Sabtu (10/5).
Pihaknya juga mengapresiasi kegiatan Global Oncology Summit 2023 yang diinisiasi PT Kalbe Farma melalui anak perusahaannya Global Onkolab Farma, yang bekerjasama dengan Kemenkes, Biomedical and Genome Sequencing Toward Oncology Precision Medicine.
Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mendorong penyediaan precision and personalized medicine untuk beberapa terapi penyakit, termasuk kanker, dengan memanfaatkan kekuatan informasi genetik, penelitian dan pengembangannya. Hal itu tentu berdampak pada pelayanan sekunder yang lebih bersifat resize, yaitu lebih tepat, lebih efisien dan efektif.
Sementara, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius mengaku berkomitmen penuh mensupport semua inisiatif yang bermuara pada kebutuhan kesehatan di Indonesia. Enam pilar transformasi sistem kesehatan Kemenkes tepat dan cocok, apalagi ketika berbicara ketahanan kemandirian kesehatan di Indonesia di masa depan. “Hal itu menjadi komitmen jangka panjang Kalbe Farma,” ucapnya.