Tracheal Shave, Operasi Potong Leher Lucinta Luna

DENPASAR, MENITINI.COM – Bukan Lucinta Luna kalau tidak ada sensasi. Baru-baru ini artis transgender ini menjalani operasi potong leher. Bahkan sudah joget-joget lagi hingga jahitannya lepas. Eh, kok seram sih? Ternyata, itu hanya istilah yang LL gunakan untuk memudahkan penyebutan saja. Operasi yang ia jalani adalah tracheal shave. Tindakan ini bertujuan mengecilkan jakun alias chondrolaryngoplasty. Jadi bukan lehernya yang dipotong, tapi menipiskan tulang rawan tiroid. Pada artikel ini kita akan membahas bagaimana proses tracheal shave dan kemungkinan efek sampingnya.

Apa itu Tracheal Shave?

Tindakan ini adalah prosedur pembedahan untuk mengurangi ukuran tonjolan laring atau jakun. Selama prosesnya, tulang rawan tiroid dikeluarkan dari bagian depan laring lalu dikikis. Peranan tulang rawan tiroid adalah untuk melindungi pita suara dari kerusakan atau ketegangan.

Mengapa Perlu Pengikisan?

Pada orang yang terlahir sebagai pria, hormon seperti testosteron meningkatkan ukuran dan volume laring dan tulang rawan tiroid selama masa pubertas. Pita suara juga menjadi lebih panjang dan suara menjadi lebih berat. Selain itu juga menyebabkan pembentukan benjolan pada bagian depan tenggorokan. Umumnya tindakan ini dilakukan oleh transgender sebagai bagian dari feminisasi wajah. Beberapa orang memilih untuk mencukur trakea bersamaan dengan prosedur feminisasi wajah lainnya, seperti pengurangan dagu dan rahang, pembesaran bibir, pembesaran pipi, kontur dahi serta  operasi hidung.

BACA JUGA:  Papilledema dan Kurnia Meiga: Berdalih Non Medis, Ternyata Dampak Alkohol

Rangkaian prosedur Tracheal Shave

Sebelum prosedur

Dokter Anda akan mengevaluasi Anda secara medis untuk prosedur ini. Mereka akan meminta Anda melakukan beberapa tes diagnostik untuk menentukan apakah Anda cukup sehat untuk operasi. Hal ini termasuk elektrokardiogram (EKG) dan tes darah. Tidak lupa juga terkait obat-obatan atau suplemen yang Anda konsumsi. Sebelum prosedur, Anda akan diminta untuk berhenti minum aspirin, atau obat apa pun yang dapat menyebabkan perdarahan, atau menghambat pembekuan darah. Jika Anda merokok atau vape, dokter Anda akan meminta Anda untuk berhenti setidaknya beberapa hari sebelum operasi.

Selama prosedur

Tracheal shave dilakukan dengan anestesi umum. Waktu untuk pembiusan sekitar 30 menit hingga 1 jam. Dokter bedah Anda akan membuat sayatan horizontal kecil di bawah dagu atau rahang Anda, tepat pada lipatan kulit. Hal ini memastikan bahwa bekas luka tidak akan terlihat terlalu kentara. Sebuah kamera kecil akan dimasukkan ke dalam sayatan untuk menemukan tulang rawan tiroid, dan pita suara. Tulang rawan tiroid dan batasnya akan dicukur bahkan dibuang. Tindakan ini perlu kehati-hatian ekstra supaya tidak melukai pita suara.

BACA JUGA:  Kawal Program BAAS, Bupati Tamba dan Wabup Ipat Kompak Kunjungi Anak Stunting

Setelah operasi

Pasca operasi, Anda harus menjalani observasi sampai kondisi mulai sadar. Jika Anda menjalani beberapa prosedur feminisasi sekaligus, Anda harus menjalani rawat inap dahulu. Seperti halnya operasi apa pun, Anda harus meminta seseorang menjemput Anda. Tentu tidak memungkinkan untuk menyetir kendaraan dalam kondisi lebam. Dalam waktu pemulihan, Anda perlu beristirahat selama 1-2 hari. Dalam periode 1-2 minggu pertama, hindari aktivitas berat dan menggunakan suara dengan keras.

Proses pemulihan

Operasi pembedahan apa saja pasti menimbulkan ketidaknyamanan. Apalagi terkait dengan area kepala leher. Selain harus puasa bicara, Anda harus makan makanan lunak atau diet cair sampai tenggorokan terasa nyaman saat menelan. Ikuti instruksi dokter Anda untuk membersihkan area tersebut, dan untuk mempercepat pemulihan jahitan. Efek samping pasca operasi yang mungkin Anda rasakan antara lain nyeri, lebam, sakit tenggorokan, suara jadi lirih, sulit menelan dan bengkak pada area sekitar bekas operasi. Jangan lupa mengompres area tersebut dengan es dan meminum obat pereda nyeri sesuai resep.

Potensi Resiko Tindakan

Penting untuk memilih ahli bedah berpengalaman untuk melakukan prosedur ini. Meski sebagian besar ahli bedah dapat menangani tindakan ini, namun kombinasi kosmetik dan fisiologis dalam tindakan ini membuatnya agak kompleks. Ahli bedah berpengalaman dapat membantu mengurangi potensi risiko serta membantu Anda menetapkan harapan yang realistis untuk operasi. Dalam beberapa kasus, jakun yang sangat besar tidak dapat hilang sepenuhnya, atau berkurang secara signifikan.

BACA JUGA:  Setahun Warga Kota Denpasar Menanti, RS Bhakti Rahayu Kembali Layani Pasien BPJS

Seperti halnya operasi apa pun, ada risiko tertentu terkait efek pembiusan pasca operasi. Resiko tersering antara lain perubahan status kesadaran, gangguan pernapasan dan kelemahan tungkai. Terkait tindakan, pengikisan terlalu banyak tulang rawan tiroid dapat merubah suara secara permanen dan membuat bekas luka terlalu menonjol. Pembentukan jaringan fibrosa atau perlengketan kulit pada sayatan dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut keloid. Karena kompleksitasnya, penting untuk berbicara dengan dokter Anda untuk memahami tujuan dari prosedur ini, dan untuk memperjelas hasil yang Anda harapkan. Penting untuk diingat, tracheal shave bukan untuk menaikkan atau mengubah nada suara secara permanen. Jika perubahan suara adalah tujuan Anda, bicarakan tentang potensi tindakan tambahan terkait feminisasi pita suara dengan dokter Anda. (M-010)