JAKARTA,MENITINI.COM- Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan kemajuan signifikan di sektor kesehatan. Pemerintah berhasil memperluas akses layanan kesehatan, mempercepat pembangunan fasilitas di daerah tertinggal, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan.
Melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjalankan berbagai terobosan, mulai dari Cek Kesehatan Gratis (CKG), pengendalian Tuberkulosis (TBC), hingga pembangunan RSUD di wilayah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman mengatakan program Cek Kesehatan Gratis mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat di seluruh daerah.
“Kami melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa. Program Cek Kesehatan Gratis bukan hanya tentang pemeriksaan, tetapi juga membangun budaya peduli kesehatan di semua lapisan masyarakat,” ujar Aji, Rabu (22/10/2025).
Hingga 20 Oktober 2025, lebih dari 46,9 juta orang telah mendaftar dalam program CKG, dan 43,9 juta di antaranya sudah mendapatkan layanan. Pemeriksaan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan 125 ribu sekolah, meliputi pengecekan tekanan darah, gula darah, anemia, dan status gizi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tiga masalah utama yang paling banyak ditemukan, yakni obesitas sentral, diabetes, dan hipertensi. Kondisi perut buncit menjadi indikator risiko tinggi terkena penyakit kronis seperti stroke dan jantung. Selain itu, banyak peserta juga mengalami masalah kesehatan gigi.
Kemajuan Pengendalian TBC
Di sisi lain, pengendalian Tuberkulosis (TBC) menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Sistem Informasi TBC (SITB) per 5 Oktober 2025, penemuan kasus mencapai 621 ribu orang atau 57% dari estimasi nasional, dengan 562 ribu lebih pasien telah menjalani pengobatan (90%).
Program Terapi Pencegahan TBC (TPT) juga meningkat tajam. Hingga September 2025, tercatat 143.284 orang menjalani TPT, naik dari 79.008 orang pada tahun sebelumnya.
Lebih dari 7.000 puskesmas kini telah menggunakan sistem pemantauan digital untuk memperkuat pengawasan pengobatan dan deteksi dini. Strategi door-to-door screening terus dilakukan, terutama di daerah padat penduduk dan wilayah terpencil.
Pemerataan Infrastruktur Kesehatan
Pemerintah juga mempercepat pembangunan dan peningkatan kelas rumah sakit daerah agar layanan rujukan merata di seluruh Indonesia. Rumah sakit kelas D dan D Pratama ditingkatkan ke kelas C dengan tambahan fasilitas seperti ruang operasi, rawat inap, cathlab, hemodialisa, radiologi, dan farmasi.
Tahun ini, pembangunan RSUD ditargetkan di 66 kabupaten/kota, dengan 32 rumah sakit sudah dimulai sejak awal 2025. Hingga Oktober, lebih dari 22 rumah sakit tengah dibangun dengan progres rata-rata di atas 50%.
Beberapa proyek dengan progres tercepat antara lain RSUD Tarempa di Kepulauan Anambas (73%), RSUD Bengkulu Tengah, RSUD Pongtiku di Toraja Utara, dan RSUD Maba di Halmahera Timur.
“Tidak boleh ada warga yang tertinggal hanya karena tinggal jauh dari pusat kota. Pemerintah memastikan fasilitas kesehatan di daerah tertinggal dibangun setara dengan wilayah lain,” tegas Aji.
Langkah tersebut diharapkan memperkuat layanan rujukan di wilayah DTPK, sehingga masyarakat tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan medis.
Menuju Indonesia Sehat 2045
Selama satu tahun terakhir, sektor kesehatan menunjukkan arah baru di bawah kepemimpinan Prabowo–Gibran. Pemerintah menegaskan komitmennya menghadirkan hasil nyata yang langsung dirasakan masyarakat.
Dengan fondasi yang semakin kuat, sektor kesehatan ditargetkan menjadi pilar utama menuju Indonesia Sehat 2045 — bangsa yang sehat, tangguh, dan berdaya saing.*
- Editor: Daton









