Seputar Pembersih Kewanitaan : Perlu atau Marketing Belaka

DENPASAR, MENITINI.COM – Perkembangan produk kesehatan semakin pesat. Baik untuk wanita maupun pria, sama-sama memiliki pasar yang menjanjikan. Tidak terkecuali untuk urusan organ kewanitaan. Banyak sekali iklan pembersih kewanitaan bertebaran di media sosial. Mulai dari yang mengklaim berbahan dasar alami, melembabkan, melembutkan, hingga aman untuk kulit sensitif juga ada. Bagaimana tanggapan pakar?

Sayangnya, para pakar masih mengutamakan penggunaan air bersih untuk urusan kewanitaan. Cukup dengan air mengalir ketika mandi secara lembut sebenarnya sudah cukup. Mereka mengatakan penggunaan pembersih kewanitaan memiliki lebih banyak resiko daripada keuntungannya. Simak rangkuman kami berikut!

Apa Itu Pembersih Kewanitaan?

Staci Tanouye, MD, FACOG, seorang ginekolog bersertifikat mengatakan bahwa pembersih kewanitaan adalah larutan pembersih untuk membersihkan area intim. Area ini mencakup vulva, kelamin bagian luar, dan lubang vagina. Ia melanjutkan, vagina pada dasarnya membersihkan diri sendiri sehingga larutan pembersih khusus tidak diperlukan. Apalagi larutan yang dimasukkan atau disemprotkan dalam bentuk douche.

Hal ini dapat meningkatkan risiko bakteri jahat pada vagina dan infeksi jamur. Umumnya, pembersih kewanitaan yang beredar memiliki kesamaan fungsi dengan sabun. Hanya saja, teknik pemasaran menggadang jika tingkat keasaman (pH) pada produk mereka mirip dengan pH area kewanitaan. Seperti kita ketahui, jika pada produk pembersih tubuh sering mengandung mengandung bahan kimia atau wewangian yang bisa mengeringkan atau mengiritasi kulit vulva yang sensitif.

BACA JUGA:  Kasus Naik Signifikan, Waspadai Penularan Flu Singapura

Keamanan Pembersih Kewanitaan

Sebagian besar produsen produk kewanitaan pasti akan mengklaim produknya aman. Namun menurut Denise Willers, MD, seorang profesor Obstetri dan Ginekologi mengatakan bahwa tidak ada produk kewanitaan yang lebih superior dari lainnya. Membasuh secara tradisional dengan air mengalir dan sabun saat mandi tetap prosedur terbaik. Ada beberapa resiko yang mungkin terjadi jika seorang wanita menggunakan produk pembersih kewanitaan sehari-hari. Apa saja?

  • Mengganggu Bakteri Bermanfaat

Willers menjelaskan bahwa ada jutaan bakteri sehat bernama Lactobacilli yang membantu menjaga dan mengembalikan keseimbangan di dalam vagina, termasuk setelah berhubungan badan atau haid. Bakteri ini juga membantu menjaga keseimbangan pH yang sehat, aroma yang khas, serta mempertahankan dan melawan organisme bermasalah.

Menurut beliau, apa pun yang mengganggu keseimbangan bakteri ini di area vagina dapat meningkatkan peluang Anda infeksi jamur, bakteri, bahkan penyakit menular seksual. Belum lagi, banyak pembersih kewanitaan yang sangat wangi dan mengandung aditif. Bahan ini dapat menghilangkan dan mengganggu bakteri alami pada area vagina. Tanda awalnya dapat berupa iritasi, peradangan, dan bahkan reaksi alergi.

  • Iritasi dan Efek Samping Lainnya

Mencuci organ kewanitaan dapat menyebabkan efek samping seperti reaksi alergi atau infeksi. Perlu kita ingat kepekaan dapat berkembang dari waktu ke waktu bahkan ketika menggunakan produk yang sama. Sama halnya pembersih kewanitaan, semakin sering penggunaannya, semakin peka kulit kita. Korban pertama adalah kulit area vulva yang menjadi sensitif atau kemerahan.

BACA JUGA:  Pengelolaan RSU Adhyaksa Dialihkan ke Kejaksaan RI

Untuk orang yang tidak memiliki kulit sensitif, permbersih kewanitaan boleh digunakan. Namun sekali lagi, tidak setiap kali mandi. Untuk penggunaan frekuensi sering, air mengalir dan sabun dengan keasaman netral adalah pilihan yang lebih baik dan tidak terlalu iritatif.

Bagaimana Jika Sudah Terlanjur?

Jika Anda salah satu yang sudah termakan korban iklan, jangan khawatir. Ahli kandungan mengatakan bahwa selama produk tersebut tidak mengandung minyak esensial, bahan kimia, bahan pewangi dan Anda menggunakan sesuai petunjuk maka masih dalam kategori aman. Pastikan kembali bahwa produk Anda tidak mengandung bahan-bahan tersebut ya!

Bagi para wanita yang sudah terbiasa, bukan berarti harus menghentikannya secara mendadak ya. Pengecualian bagi Anda yang mengalami iritasi pada area kulit kewanitaan Anda. Selain segera berhenti, perbaiki juga higienitas dan perhatikan kelembaban organ kewanitaan Anda. Caranya, pastikan menggunakan tangan Anda yang bersih untuk mencuci bagian luar labia minora dengan air mengalir dan sabun. Perhatikan tiap lipatan dan sapulah semua bagian yang kemungkinan banyak penumpukan sel kulit dan minyak.

BACA JUGA:  Setahun Warga Kota Denpasar Menanti, RS Bhakti Rahayu Kembali Layani Pasien BPJS

Anda juga dapat dengan lembut mengangkat atau menggeser tudung klitoris untuk membasuh lipatannya dengan jari-jari Anda. Ingat, cukup bagian luar saja ya! Jangan sekali-sekali menyemprotkan air ke bagian dalam vagina. Jika seperti itu, tidak ada bedanya dengan saat Anda menggunakan douche yang tidak diperkenankan. Jangan membersihkan secara berlebihan supaya tidak sampai merusak pelindung kulit dan membuatnya rentan terhadap iritasi dan infeksi. (M-010)