BALI,MENITINI.COM Katolik Indonesia yang berada di luar negeri (diaspora), mengawali perdamaian dunia dengan mengadakan Perayaan Natal virtual. Tema yang diusung, “Dari Indonesia Diutus ke Seluruh Dunia”, acara tersebut akan diselenggarakan secara online (live) dari Gereja Gereja Santa Caterina da Siena a Magnanapoli, Roma pada tanggal 31 Desember 2020 pukul 13.00 WIB atau 07.00 Waktu Italia (Eropa).
Pemrakarsa acara, Pater Leo Mali dalam keterangan pers yang diterima Rabu (30/12/2020) malam mengatakan akan hadir berupa sambutan dalam acara yang baru pertama kali diadakan dalam sejarah. Sejumlah tokoh nasional dan dunia antara lain: Mgr Ignatius Kardinal Surharyo (Ketua KWI), Pdt. Gomar Gultom (Ketua PGI), KH Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU), Johnny G Plate (Menkominfo), Retno Marsudi (Menlu RI), Yohanes Bayu Samodro (Dirjen Bimas Katolik), Laurentius Amrih Jinangkung (Dubes RI Untuk Tahta Suci), Cheppy T. Wartono (Dubes RI Untuk Meksiko), Yohanes K. Legowo (Dubes RI Untuk Australia), Jose Antonio Morato Tavares (Dubes RI untuk Rusia), Ignatius Jonan (Tokoh Katolik Indonesia), dan Christina Aryani (Anggota DPR).
Pastor Leo Mali menjelaskan tujuan perayaan Natal Diaspora Indonesia diharapkan mendorong terbangunnya komunikasi dan saling dukung antara komunitas-komunitas umat Katolik Indonesia di seluruh dunia dan mendorong refleksi Gereja Indonesia sehubungan peran serta tugas evangelisasi Gereja yang telah, sedang dan akan terjadi untuk Gereja Diaspora.
“Dalam konteksi ini, warga Indonesia Katolik di luar negeri (diaspora) perlu didorong untuk semakin menyadari merupakan bagian tak terpisahkan dan bagian dari komponen bangsa Indonesia, untuk sosialisasi nilai nilai ke-Indonesiaan seperti kerukunan, kekeluargaan, budaya inklusif dan nilai-nilai kristiani yang terikat dengan adat dan budaya indonesia yang sangat kaya dan beragam,” kata Leo Mali.
Tema Perayaan Natal itu juga harus dimaknai untuk arus pewartaan kabar gembira Gereja Katolik untuk dunia. ‘Latar belakangnya adalah Indonesia saat ini menjadi salah satu “negara pengekspor” para rohaniwan-rohaniwati Katolik ke luar negeri dan dari waktu ke waktu terus bertambah,” katanya.
Kenyataan ini menandai sebuah arus baru evangelisasi. Kalau beberapa abad lalu para misionaris dari Eropa datang mewartakan injil di kepulauan Nusantara (juga di Asia, Afrika, serta Amerika Latin), maka di abad ini sejumlah rohaniwan/ religius dari luar Eropa termasuk Indonesia datang dan mewartakan Injil di Eropa.
“Di Italia dan di Vatikan sendiri, saat ini terdapat lebih dari 1600-an rohaniwan dan religius indonesia. Seorang Imam bekerja di Vatikan. Beberapa orang Imam dan suster bekerja sebagai anggota dewan jenderal bahkan tiga orang Imam Indonesia saat ini menjadi superior jenderal kongregasi religius. Sejumlah suster/bruder dan Imam lainnya berada di Italia untuk jangka waktu tertentu untuk tugas belajar,” ujarnya.edo/poll