“PPLH Bali juga memberikan rekomendasi atas hasil riset ini diantaranya pengurangan sisa makanan, pemanfaatan food waste untuk budidaya maggot, kompos, ecoenzim. Selain itu sebelum jadi sisa makanan hendak bisa berbagi dengan yang lain dari pada jadi sampah,” kata Koordinator Riset , PPLH Bali, Ni Made Indra Wahyuni dalam keteranganya di Denpasar pada Senin (14/2/2022).
Sementara Ni Made Suparmi dari Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar mengaku sangat terkejut mendengar hasil riset PPLH Bali terkait dengan food waste yang ternyata begitu tinggi. Apalagi selama ini Kota Denpasar sangat bergantung dengan desa-desa lain soal ketersediaan pangan. Mengingat Denpasar tidak memiliki lahan yang cukup untuk bertani.
“Oleh karena itu ada beberapa upaya yang sudah kami lakukan diantaranya sosialisasi dan pelatihan pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman), Pemanfaatan pekarangan rumah untuk P2L atau KRPL (Urban Farming), Pengawasan keamanan mutu pangan segar di kelompok P2L/KRPL maupun produk segar yang ada di pasaran,” papar Suparmi.