Riko Dianiaya Sampai Tewas, Edo Kondologit: Ini Biadab, Polisi Mesti Bertanggung Jawab

DENPASAR, MENITINI.COM   “Riko itu dianiaya dengan sangat keji oleh kepolisian, dengan cara interogasi yang menurut saya biadab, melanggar hak asasi manusia,” kata penyanyi asal Kota Sorong, Papua , Edo Kondoligit Minggu (30/8/2020).

Edo mendesak kepolisian bertanggung jawab atas kematian salah satu anggota keluarganya. Dia menyebut anggota keluarganya bernama Riko (20) diduga meninggal dunia usai mengalami kekerasan fisik saat menjalani pemeriksaan di Polres Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (27/8).

Kadiv Humas Polri, Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono saat diminta kofirmasi soal pengakuan Edo menyatakan bakal berkoordinasi dengan Polda Papua untuk mengklarifikasi informasi di lapangan. “Dicek kebenarannya,” ujar Argo seperti dikutip CNNIndonesia.com.

Edo  menceritakan, Riko diperiksa oleh polisi karena diduga membunuh salah satu warga. Namun, dia mengatakan Riko tidak ditangkap oleh polisi, melainkan diserahkan ke kepolisian untuk diperiksa oleh pihak keluarga.

BACA JUGA:  JAM-Pidum Menyetujui 16 Pengajuan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Restorative Justice, Ini Daftarnya

Ia mengatakan, dugaan Riko sebagai pembunuh karena ada barang bukti yang diduga terkait dengan korban. Saat polisi melakukan penggeledahan juga menemukan ponsel milik korban yang diduga dibunuh oleh Riko. “Nah yang membuat marah, belum sampai 24 jam di Polres sudah jadi korban si Riko ini. Padahal pergi (diantar ke Polsek Pulau Doom) dalam keadaan sehat walau dalam keadaan mabuk, tapi badannya sehat,” ujarnya.

Selain oleh polisi, Edo mengaku menerima informasi bahwa Riko sengaja dibiarkan disiksa oleh dua tahanan lain di dalam sel tahanan yang ada di Polres Sorong. Bahkan, dia menyebut kedua kaki Riko ditembak oleh polisi karena dituding hendak melarikan diri usai memecahkan kaca saat penyiksaan oleh dua tahanan berlangsung. “Dia (Riko) berusaha menghindar dari penyiksaan mereka (tahanan yang menyiksa) mungkin tabrak kaca, polisi dengan sengaja anggap dia melarikan diri, ditangkap, ditembak kedua kakinya dengan pistol. Ini kan penganiayaan berat,” ujar Edo.

BACA JUGA:  Ini Motif Pengeroyokan di Sempidi

Tak sampai di sana, lanjutnya, Riko kembali disiksa usai proyektol peluru di kedua kakinya diambil di rumah sakit. Di menyebut polisi kembali membiarkan Riko disiksa hingga akhirnya meninggal dunia. “Menurut saya ini cara-cara biadab, tidak bisa dibiarkan cara-cara seperti itu.  Kalau polisi mau cuci tangan, tidak bisa. Karena itu tempat mereka,” ujarnya. poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *