Penanganan Fisik Tebing Uluwatu Dikerjakan Tahun 2024

BADUNG, MENITINI.COM– Penanganan keretakan tebing di bawah Pura Uluwatu masih dalam proses Feasibility Study (studi kelayakan). Ada dua metode kajian ditempuh dalam upaya penanganan, yaitu Batimetri dan Geolistrik.

Dimana tebing yang retak nantinya akan diselimuti lapisan pelindung dan diikat dengan kawat bendrat. Sementara lapisan bawah tebing akan dilakukan revetment dan breakwater, untuk mengantisipasi penurunan tebing akibat hantaman ombak.

“Saat ini proses feasibility study (FS) kajian masih dilakukan, diperkirakan hasil penilaian akan keluar pada Jumat (17/11) ini,” kata A.A Rama Putra Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Senin (13/11/2023).

Dikatakan, ada dua pekerjaan yang rencana akan dilakukan menyikapi keretakan tebing. Pertama, menyelimuti keretakan tebing untuk mencegah adanya korosi tebing dan meredam arus gelombang di dasar tebing melalui revetment dan pembangunan breakwater. “Kami juga telah berkomunikasi dan koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI). Sya yakin itu akan mendapatkan lampu hijau, karena pekerjaan dilakukan untuk kepentingan umum,”ujarnya.

BACA JUGA:  Peringati HUT ke74, Satpol PP Badung Bersihkan Pantai Batu Bolong Canggu

Ia menambahkan, penanganan keretakan itu menjadi perhatian Bupati I Nyoman Giri Prasta, Wakil Bupati I Ketut Suiasa, dan Sekda I Wayan Adi Arnawa. “Pemantauan perkembangan keretakan senantiasa dilakukan, melalui Kepala Dinas PUPR Badung, IB Surya Suamba,”sebutnya.

Penanganan keretakan tebing dilakukan dengan penunjukan langsung, dimana hal itu dilakukan terkait penanganan kebencanaan. Ketika Surat Perintah Kerja (SPK) keluar, nantinya keluar nilai pekerjaan.

Dimana nilai tersebut nantinya menjadi acuan pekerjaan dan nilainya bergerak menyesuaikan keadaan penanganan di lapangan. “Jadi nilainya ini bergerak menyesuaikan pengerjaan di lapangan, bukan menggunakan pagu,” ucapnya.

Pengerjaan fisik penanganan tebing akan dilakukan pada tahun 2024, mengingat tahun ini waktunya tergolong sangat mepet untuk dilakukan pengerjaan. Pengerjaan akan mempertimbangkan data dari metode kajian batimetri dan geolistrik.

BACA JUGA:  Gegara Toilet di Pantai Samigita 11 Karyawan Diberhentikan, PUPR Temukan Dua Masalah

Dimana batimetri merupakan langkah pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Sedangkan heolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.

Teknik geolistrik nantinya akan menjadi acuan dalam pengerjaan menyelimuti tebing yang menjadi pelapis untuk mengantisipasi korosi. Pengerjaan menggunakan teknik ‘menggendong’. Dimana pengeboran akan dilakukan di area Jaba Sisi pura.

“Nantinya, diikat dengan kawat bendrat yang didatangkan dari luar negeri. Kawat bendrat dipergunakan sebagai penggendong tebing akan diselimuti tanaman. Dengan demikian, estetika akan tetap terjaga,” tandasnya.  (M-003)

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Editor: Daton