Pembukaan Penerbangan Internasional, Bali Bidik Lima Negara Potensial Turis

KUTA,MENITINI.COM – Wacana pembukaan penerbangan internasional (open border) yang direncanakan dimulai bulan Juni-Juli 2021 telah ditindaklanjuti pemerintah pusat dengan melobi sejumlah negara yang akan diajak bekerjasama.

Hingga saat ini untuk sementara tercatat ada 5 negara yang akan menjadi negara originasi dari Safe Travel Corridor atau Travel Corridor Arrangement (TCA).

Demikian isyarat Menteri Pariwisata, Ekonomi, Kreatif (Mwnparekraf) RI Sandiaga Salahudin Uno terkait progress persiapan open boder di Bali. “Ada lima negara, yakni di Belanda di Benua Eropa, di Asia dengan  Singapura, Tiongkok dan Korea Selatan, serta Negara Timur Tengah yaitu dengan Uni Emirat Arab,” kata Sandiaga Uno kepada wartawan di Kuta, Kamis (25/3/2021)

Menurut Sandiaga Uno, pada minggu lalu pihaknya bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi dan Gubernur Wayan Koster telah melakukan rapat koordinasi bersama pihak terkait lainnya.

BACA JUGA:  Target Wisatawan Libur Lebaran, Pengelipuran Tawarkan Sensasi Baru dan Atraksi Budaya

Dalam kesempatan itu, tim yang dipimpin Menlu sudah melakukan pembicaraan tahap akhir dengan negara terkait. Pihaknya berharap hal itu akan segera masuk ke dalam tahap finalisasi dan dibawa ke Presiden, untuk diputuskan dalam rapat terbatas.

“Jadi negaranya yang ikut rakor kemarin telah membicarakan itu. Ada dari Eropa yaitu belanda, dari Asia yaitu Singapura, Tiongkok dan Korea Selatan, serta dari Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab. Ada kemungkinan itu akan ditambah sesuai kesiapan negara tersebut,” katanya

Terkait rencana tersebut, pada intinya akan terus dilakukan peningkatan latihan kesiapan. Sebab disadarinya pembukaan pintu internasional itu tentunya tidak bisa langsung diterapkan pada bulan Juni-Juli tersebut.

BACA JUGA:  Rebranding UNWTO Menjadi UN Tourism untuk Era Baru Pariwisata Global

Karena itu diperlukan adanya simulasi yang harus terus ditingkatkan terkait kesiapan bandara, termasuk  harus terus trial, piloting project dalam rencana tersebut. “Jadi nanti ada tahapan-tahapannya,” tegas mantan Wagub DKI ini.

Sementara General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado menambahkan Bandara Ngurah Rai sudah beberapa kali dilakukan assesement, terkait kesiapan penerapan Safe Travel Corridor.

Salah satunya yaitu dari Incheon International Airport Corporation (IIAC) pada bulan Oktober 2020, yang mana bandara Ngurah Rai telah mendapatkan Sertifikat Inisiasi Koridor Sehat atau Safe Corridor Initiative (SCI) karena sudah memenuhi syarat dari sisi Protokol Kesehatan.

“Di pintu kedatangan internasional, kami juga sudah disiapkan fasilitas prokes yang sudah dikoordinasikan dengan Kemenkes. Kemarin kami juga melakukan uji coba dari Kementerian Pariwisata, kita ambil sampling 300 orang. Ada perbaikan utamanya dari sisi peningkatan waktu pelayanan penumpang,” ujarnya sembari menjelaskan dalam satu kedatangan penumpang memerlukan waktu 24 menit untuk keluar dari bandara Ngurah Rai melalui jalur Prokes. poll/ast

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *