Mudik Lebaran, Waspadai Bahaya Drowsy Driving!

DENPASAR, MENITINI.COM – Lebaran selalu identik dengan mudik. Momen mudik Lebaran ini selalu ditunggu tidak hanya bagi umat Muslim. Siapa saja yang memiliki kampung halaman pasti merindukan sensasi mudik. Walau telah tersedia berbagai moda transportasi, kendaraan bermotor tetap menjadi primadona angkutan mudik. Sayangnya, seringkali resiko kantuk tidak dapat kita kendalikan saat mudik dengan kendaraan bermotor. Saking tingginya resiko, kondisi ini memiliki nama tersendiri yaitu drowsy driving. Terdengar keren namun resiko kecelakaan dan kematian fatal sering terjadi sebagai imbas drowsy driving. Mari kita bahas!

Bahaya Drowsy Driving

Drowsy driving adalah akibat dari tidur mikro atau microsleeps yang dialami oleh pengemudi. Fenomena microsleeps sendiri secara tidak sadar dapat terjadi pada pengemudi sewaktu-waktu. Walau hanya sepersekian detik, kejadian ini dapat merusak konsentrasi pengemudi dan beresiko fatal. Tidak melulu pada kondisi lengang, bahkan pada kondisi kecepatan tinggi microsleeps dapat terjadi. Masih ingat kasus Alm. Vanessa Angel?

Walau tidak benar-benar tertidur, efek microsleeps sendiri mirip dengan gangguan alkohol saat berkendara. Gejalanya cukup mirip dengan mengemudi dalam keadaan mabuk saat kandungan alkohol dalam darah sebesar 0,10%. Gangguan ini membuat seseorang kurang memperhatikan lingkungannya dan lebih mudah emosi. Akhirnya memperlambat waktu reaksi dan sulit untuk menghindari bahaya di jalan raya.

BACA JUGA:  Pemerintah Didesak Tinjau Kembali Kebijakan Pajak Peralatan Medis

Apa Penyebab Drowsy Driving?

Ada beberapa faktor dapat berperan sebagai penyebab kantuk saat mengemudi, antara lain kurang tidur atau tidur yang kurang berkualitas, gangguan tidur, alkoholisme, konsumsi obat-obatan penyebab kantuk serta waktu berkendara. Kecelakaan mobil akibat kantuk paling sering terjadi antara tengah hingga pukul 6 pagi. Apalagi jika di Indonesia, jam-jam tersebut adalah saat bagi kendaraan muatan besar untuk keluar kandang.

Beberapa orang memilik resiko kantuk lebih tinggi dari lainnya. Dan resiko mereka terlibat dalam kecelakaan fatal juga sebanyak 2 kali lipat. Mereka antara lain  pengemudi kendaraan muatan jarak jauh, pekerja shift termasuk tenaga kesehatan, penderita gangguan tidur atau insomnia dan pengemudi usia remaja.

Tanda-Tanda Anda Wajib Menepi

Waktu terbatas bukan alasan yang seimbang dengan keselamatan berkendara. Jika Anda melihat tanda-tanda berikut pada diri Anda atau pengemudi Anda, jangan sungkan untuk menepi:

  • Sering menguap
  • Merasa tertidur tiba-tiba
  • Mata lelah, atau peningkatan kedipan
  • Berpindah jalur secara tidak sadar
  • Lupa sedang ada dimana
  • Mengikuti mobil lain terlalu dekat
  • Kesulitan mempertahankan kecepatan

Bila ada satu saja dari tanda-tanda tersebut, baik sebagai pengemudi maupun penumpang perlu waspada. Tanda-tanda ini bersifat serius dan merupakan peringatan bahwa Anda sedang mengantuk dan berisiko jika terus mengemudi. Menepilah atau mampir ke tempat istirahat terdekat untuk beristirahat sejenak.

BACA JUGA:  Lonjakan Mudik di Terminal Mengwi Mulai Nampak, Pemudik Dominan ke Jawa Timur

Bagaimana Menghindari Drowsy Driving?

Beberapa langkah berikut dapat membantu menghindari bahaya mengemudi mengantuk. Beberapa tips bermanfaat tepat sebelum atau selama perjalanan, dan tips ini dapat dipraktekkan untuk membangun kebiasaan tidur yang sehat. Apa saja?

Sebelum Mengemudi

  • Batasi total jam mengemudi: Sebisa mungkin, pisahkan perjalanan Anda menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dan jangan bergantung pada hari-hari mengemudi yang sangat panjang.
  • Hindari mengemudi pada saat-saat paling mengantuk: Jam internal tubuh Anda biasanya akan membuat Anda lebih mengantuk antara tengah malam dan pukul enam pagi dan sore hari, jadi cobalah kurangi kebutuhan Anda untuk mengemudi pada waktu-waktu tersebut.
  • Anggaran waktu untuk istirahat: Pastikan untuk membangun waktu untuk beberapa perhentian di sepanjang jalan sehingga Anda dapat memulihkan tenaga.
  • Dapatkan tidur malam yang nyenyak: Berfokuslah untuk mendapatkan tidur yang cukup pada malam sebelum perjalanan Anda dan idealnya untuk beberapa malam sebelum mengemudi.
  • Hindari alkohol dan obat penenang lainnya: Zat ini dapat mengganggu kualitas tidur dan membuat Anda mengantuk keesokan harinya.
  • Bawa pendamping perjalanan: Sebagian besar pengemudi yang mengantuk terjadi saat orang bepergian sendiri, jadi jika memungkinkan, mintalah seseorang bergabung dengan Anda yang dapat berbagi tugas mengemudi dan membantu Anda tetap waspada.
BACA JUGA:  Fasilitas Kesehatan di RSUD Toto Kabila Gorontalo, Ditinjau Presiden Jokowi

Saat Mengemudi

  • Perhatikan tanda-tanda peringatan: Jika Anda merasa mengantuk atau gejala mengantuk saat mengemudi, segera cari kesempatan untuk berhenti dan beristirahat. Ingatlah bahwa ini “lebih baik aman daripada menyesal”, jadi jangan mencoba memaksakan diri jika Anda lelah.
  • Manfaatkan kafein: Kafein adalah stimulan yang dapat membuat Anda lebih waspada selama beberapa jam; Namun, itu bukan obat untuk semua. Saat kafein habis, Anda mungkin akan mengantuk lagi, dan lebih banyak kafein mungkin akan berkurang hasilnya.
  • Berhati-hatilah terhadap “trik” agar tetap terjaga: Beberapa orang mencoba mengotak-atik jendela, AC, atau radio agar tetap terjaga, tetapi ini dapat mengalihkan perhatian Anda dari jalan. Daripada menggunakan trik ini, lebih baik berhenti dan biarkan tubuh Anda beristirahat sesuai kebutuhan.

Jangan lupa juga untuk memperhatikan kebersihan tidur. Kebersihan tidur sendiri bukan terkait ruangan yang nyaman dan bersih saja, namun termasuk menjaga jadwal tidur yang stabil, membatasi penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan memastikan kamar tidur Anda kondusif untuk istirahat tanpa gangguan. Bicarakan dengan dokter jika Anda memiliki masalah yang parah terutama pada jam aktif. Akhir kata, Selamat mudik, hati-hati di jalan ya! (M-010)