Merajut Kebersamaan antar Sesama Umat Katolik di Ulang Tahun ke 51 BHMTB

Umat Katolik Wilayah Banjar Hati Maria Tak Bernoda (BHMTB), Paroki Katedral Roh Kudus, Denpasar melakukan kunjungan sekaligus Perayaan  Ekaristi, di Gereja Katolik Stasi  Martinus Deforres, Desa Penganggahan, Tabanan, Minggu (15/9). Perayaan Ekaristi  dipimpin Pastor  Paroki, Santa Maria Imaculata Tabanan, RD Sebastianus Yordan Ado, Pr diikuti umat dari BHMTB dan umat stasi setempat. 

Dalam khotbahnya, RD Yordan Ado mengibaratkan tentang anak hilang yang yang tersurat dalam Kitab Suci, kembali ke  rumah setelah menghamburkan harta milik ayahnya yang ia minta. “Walau menghamburkan harta milik sang ayah, tapi ayahnya menerima kembali si bungsu dengan merayakan pesta dan menyembelih kurban,” kata Romo Yomi sapaannya.   

Menurutnya, sebagai bapak tahu tentang sifat anak, baik anak sulung maupun bungsu. “Masing masing anak,  punya sifat yang berbeda. Namun yang pasti bapak hanya tau kita ini anak anaknya,”katanya.

Dalam konteks anak Tuhan yang tersurat dalam bacaan Injil Lukas (15:1-32), Romo kelahiran Marilonga, Sumbawa Besar ini, ketika anak bungsu menuntut, atau meminta hak,  sebagai bapak pasti memberi.

Namun setelah setelah menghabiskan harta karena nafsu dan keserakahan si bungsu menderita. “Setelah habis harta, akhirnya ia bertobat dan kembali kepada BapaNya. Dengan senang hati BapaNya menayambut anak hilang itu. Itulah Tuhan Allah yang kita imani, kita percaya.. Semua yang ada kepunyaan kita bersama di mata Tuhan,” urainya.

Aktivitas orang muda Katolik BHMTB di kolam renang sehari sebelumnya di tempat penginapan

Di akhir khotbah Romo Yomi berpesan agar terus berjuang, tanpa ada paksaan,  berbuat untuk menjadi anak Tuhan. “Tetap melayani dan mewartakan iman kita sebagai orang Katolik walau dalam keberdosaan. Dan jangan menumpuk dosa. Hari ini berbuat salah dan dosa, besok memperbaiki. Tak ada anak bungsu dan sulung di mata Tuhan Allah. Minta tolong dan pengampunan dari Tuhan. Jatuh bangun dalam kehidupan kita tetap jadi anak Tuhan,” katanya.

Ketua Dewan Stasi Gereja Martinus Deforres, Niko Suyasa mengatakan tiap hari Sabtu atau Minggu, umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi antara 15 atau 20 orang. “Umat Katolik di Stasi ini tidak banyak. Kalau misa hanya 15 atau 20 orang. Tapi hari ini (kemarin-red)umatnya sangat banyak. Ke depan perlu saling komunikasi dan  terus terjalin relasi antar relasi antar kita untuk keteguhan iman umat khususnya umat Katolik di Stasi Penganggahan,” kata Niko sembari berseloroh, Denpasar datang membawa kehangatan, sekaligus mendapat suasana sejuk dan dingin  di Penganggahan.

Penasehat BHMTB, Emanuel Syukur saat menyambut roti kudus lambang Tubuh Kristus

Sementara, Ketua BHMTB, Guido Da Cruz e Silva dalam sambutan mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian puncak menyambut ulang tahun BHMTB ke 51.”Ini bagian dari syukur kami menyambut ulang tahun. Suasana kekeluargaan dan keakraban seperti ini hendaknya terus terjalin antara kita sebagai sesama umat Katolik. Kami dari Banjar selalu berusaha memberi yang terindah untuk semua orang, baik gereja maupun masyarakat,” kata Guido.

Aksi dan gaya ibu ibu BHMTB usai misa

Menariknya, pada hari itu ada tiga warga BHMTB merayakan hari kelahiran. Diantaranya, Pak Dunitz, Dominikus dan Ibu Renya. Nyanyian lagu Selamat Ulang Tahun dari warga berkumandang di kompleks gereja. Dan dilanjutkan dengan berkat dari Romo Yomi untuk ketiganya.

Rangkaian kunjungan diakhiri dengan sejumlah perlombaan dan game antar masing-masing Komunitas Basis Gereja (KBG) dan umat stasi setempat. pukul 16.30 Wita rombongan BHMTB kembali ke Denpasar.aby

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *