DENPASAR, MENITINI.COM – Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang begitu didambakan oleh umat Muslim. Memang bukan sesuatu yang wajib secara absolut karena bagi yang mampu, setidaknya sempat melaksanakan sekali seumur hidup. Bagi yang kurang mampu, bukanlah sebuah kewajiban yang mengikat. Namun demikian, setiap tahunnya, jutaan jemaah dari berbagai belahan dunia berlomba untuk mendapatkan kuota haji. Saking tidak sabarnya menanggapi panggilan Allah, ada beberapa faktor yang terlupa. Contohnya kondisi cuaca Arab Saudi yang ekstrem, kepadatan peserta, serta kelelahan fisik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Yang sedang santer salah satunya adalah melonjaknya kasus pneumonia pada jemaah haji. Mengapa bisa demikian? Mari kita bahas satu persatu!

Pneumonia: Definisi dan Penyebab
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru akibat bakteri, virus, atau jamur. Beberapa kasus, kejadian ini bahkan saling berkesinambungan atau oportunis akibat lemahnya kondisi kekebalan tubuh. Penyebab tersering pada jemaah haji adalah bakteri Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Penyebaran kedua jenis bakteri ini sangatlah cepat apalagi pada kondisi yang padat individu.
Jadi, riwayat perjalanan seseorang terinfeksi bisa saja mulai dari masa karantina embarkasi, saat menjalankan haji, maupun ketika sudah selesai berhaji. Walaupun Anda sedang dalam kondisi bugar, perhitungkan juga tingginya interaksi dengan orang-orang dari berbagai negara yang juga berkontribusi dalam penularan penyakit ini.
Faktor Risiko pada Jemaah Haji
Walaupun Anda sehat, namun tetap perlu waspada. Risiko penyebaran dan infeksi pneumonia dapat mengenai siapa saja. Kondisi ini melonjak karena beberapa faktor berikut:
- Kepadatan Peserta: Tidak dapat dipungkiri jemaah haji berkumpul dalam jumlah besar di satu tempat dan sering berdesakan. Kontak erat ini meningkatkan risiko penularan dari infeksi.
- Kondisi Cuaca: Walaupun Indonesia memiliki iklim tropis, namun tidak sebanding dengan Arab Saudi. Negara ini memiliki suhu yang ekstrem, baik panas maupun dingin. Korbannya tentu sistem imun kita.
- Kelelahan Fisik: Ibadah haji selain mengutamakan kemampuan finansial, juga kemampuan fisik. Rangkaian ibadah yang padat dapat menurunkan daya tahan tubuh.
- Kondisi / Riwayat Kesehatan: Jemaah dengan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan paru-paru memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia. Hal ini diakibatkan penyakit kronis yang menekan fungsi sistem imun berkepanjangan.
Ragam Gejala Pneumonia
Bukan hanya sekedar batuk pilek, pneumonia memiliki berbagai wajah. Gejala pneumonia dapat bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk:
- Demam tinggi
- Batuk berdahak, sering kali sulit keluar
- Sesak napas disertai napas berbunyi
- Nyeri dada
- Kelelahan saat aktivitas ringan
- Mual dan muntah
Pencegahan dan Penanganan Pneumonia
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Begitu pula dengan pneumonia. Anda tentu tidak ingin ibadah Anda terganggu. Setidaknya lakukan beberapa langkah pencegahan berikut:
- Vaksinasi: Jemaah dianjurkan untuk mendapatkan vaksin pneumonia dan influenza sebelum berangkat haji.
- Kebersihan Pribadi: Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara rutin atau menggunakan hand sanitizer.
- Menggunakan Masker: Menggunakan masker di tempat-tempat ramai untuk mengurangi risiko penularan.
- Istirahat yang Cukup: Mengatur waktu istirahat dengan baik untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Hidrasi yang Baik: Minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca panas.
- Menghindari Kontak Dekat dengan Orang Sakit: Menghindari kontak langsung dengan jemaah lain yang menunjukkan gejala sakit.
Ingat, pada kondisi perkumpulan yang padat, tidak ada yang aman. Jika ada jemaah atau Anda sendiri yang menunjukkan gejala pneumonia, segera cari bantuan medis. Tenaga kesehatan haji sudah memiliki bekal untuk membantu Anda menangani sedini mungkin. Pengobatan biasanya melibatkan antibiotik untuk infeksi bakteri, antiviral untuk infeksi virus, serta obat pereda demam dan nyeri. Pada beberapa kondisi dan populasi rentan tenaga kesehatan haji juga akan memberikan cairan infus untuk menjaga hidrasi yang cukup dan memastikan jemaah bisa istirahat dengan baik.
Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu risiko kesehatan yang signifikan bagi jemaah haji. Oleh karena itu, upaya pencegahan melalui vaksinasi, menjaga kebersihan, dan perilaku hidup sehat sangat penting. Pemerintah dan penyelenggara haji juga perlu menyediakan fasilitas medis yang memadai untuk menangani kasus pneumonia dan penyakit lainnya selama pelaksanaan ibadah haji. Dengan persiapan yang baik, risiko pneumonia pada jemaah haji dapat diminimalkan, sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah dengan aman dan khusyuk. (M-010)