Image
Laporan Manufaktur Energi Terbarukan: Peluang untuk Asia Tenggara dirilis pada tanggal 24 Agustus di sebuah acara di Jakarta dan mengeksplorasi bagaimana mendukung pengembangan sektor manufaktur energi ramah lingkungan di Asia Tenggara. (Foto: Istimewa)

Manufaktur Energi Terbarukan di Asia Tenggara Bisa Hasilkan Hingga $100 Miliar Pendapatan Berkelanjutan pada 2030

JAKARTA,MENITINI.COM-Kawasan Asia Tenggara bisa kehilangan hingga 30% produk domestik bruto pada 2050 karena peningkatan suhu global dan peristiwa cuaca ekstrem. Namun, memperkuat kapasitas manufaktur energi terbarukan di kawasan ini akan memosisikan negara-negara Asia Tenggara menciptakan lapangan kerja baru dan memenuhi permintaan energi yang meningkat sambil secara drastis mengurangi emisi, menurut penelitian baru yang dirilis hari ini di sela-sela pertemuan ASEAN Finance Ministers dan Central Bank Governors oleh Asian Development Bank (ADB), Bloomberg Philanthropies, ClimateWorks Foundation, dan Sustainable Energy for All (SEforALL).

Pertumbuhan sel fotovoltaik (PV) surya, baterai, dan industri listrik roda dua di Asia Tenggara menghadirkan peluang pendapatan sekitar $90 miliar hingga $100 miliar pada 2030, dengan potensi 6 juta pekerjaan energi terbarukan yang akan diciptakan pada 2050.

BACA JUGA:  Pasar Murah Pemkab Jembrana di Melaya Digeruduk Warga

Laporan baru, Renewable Energy Manufacturing: Opportunities for Southeast Asia (Manufaktur Energi Terbarukan: Peluang untuk Asia Tengara), mengeksplorasi cara mendukung pengembangan sektor manufaktur energi bersih di Asia Tenggara dan membantu negara-negara tersebut menuai potensi ekonominya yang sangat besar sambil memitigasi dampak perubahan iklim. Pemanfaatan peluang ini tergantung pada langkah-langkah kebijakan khusus pemerintah di masing-masing negara di kawasan tersebut, termasuk mendorong permintaan energi terbarukan dalam negeri, memastikan daya saing biaya, meningkatkan kemudahan berbisnis, dan meningkatkan akses ke pasar ekspor. Kolaborasi di tingkat regional juga penting untuk memberikan dukungan lebih lanjut melalui pendalaman perdagangan intraregional.

Laporan ini mengidentifikasi potensi ambisi dan hasil bagi Asia Tenggara untuk mencapai hal-hal berikut:

  1. Meningkatkan kapasitas manufaktur PV surya dalam modul dari 70 GW menjadi 125–150 GW pada 2030.
  2. Mengembangkan rantai nilai manufaktur baterai regional, meningkatkan permintaan nasional dan regional, dan menetapkan Asia Tenggara sebagai pusat ekspor regional dan global, menghasilkan 140-180 gigawatt-jam (GWh) sel baterai pada 2030.
  3. Memperluas kapasitas perakitan kendaraan listrik roda dua (E2W) di Asia Tenggara dari 1,4 menjadi 1,6 juta unit per tahun menjadi sekitar 4 juta unit pada 2030.
BACA JUGA:  Presiden Jokowi Sebut di Negara Lain Nggak Ada Bantuan Beras

Laporan ini juga menyoroti bagaimana Asia Tenggara dapat membangun sejarah kolaborasi regional yang kuat untuk meningkatkan daya saing industri energi terbarukan dan memenuhi target Net Zero. Misalnya, faktor produksi dapat memperoleh manfaat dari perdagangan lintas rantai nilai dan upaya regional untuk meningkatkan kualitas dan distribusi tenaga kerja.

Pasar permintaan dapat didukung oleh pembangunan ASEAN Power Grid untuk memungkinkan penyebaran energi terbarukan yang lebih tinggi melalui perdagangan listrik multilateral dan area penyeimbangan jaringan yang diperluas. Harmonisasi standar teknis untuk kendaraan E2W dan stasiun pengisian daya dapat memungkinkan produsen peralatan orisinal (OEMs) untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh pasar Asia Tenggara.

BACA JUGA:  Konflik di Jazirah Arab Bisa Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Pengumuman hari ini didasarkan pada kolaborasi awal tahun ini antara African Climate Foundation, Bloomberg Philanthropies, ClimateWorks Foundation, dan Sustainable Energy for All untuk menerbitka n Africa Renewable Energy Manufacturing: Peluang dan Kemaj uan, serta melun curkan Africa Renewable Energy Manufacturing Init iative untuk mendorong investasi dan memobilisasi tindakan dengan negara-negara mitra untuk meningkatkan kemampuan manufaktur energi terbarukan di negara-negara Afrika. *

  • Editor: Daton

Berita Terkait

Investasi Apple di Indonesia Dipastikan Tetap Jalan

JAKARTA,MENITINI.COM-Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Apple tetap berkomitmen untuk merealisasikan investasinya di Indonesia. Ia meyakini hal itu…

ByByRedaksiMei 4, 2024

Seribu UMKM di Jembrana Dapatkan Sertifikat Halal

JEMBRANA,MENITINI.COM-Sebanyak 1000 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jembrana di Fasilitasi Pendampingan Sertifikat Halal Self-declare secara Gratis…

ByByRedaksiApr 26, 2024

Pasar Mardika yang Baru Diresmikan Pemprov Maluku, Tak Mampu Tampung Pedagang

AMBON, MENITINI.COM – Pasar Mardika yang baru diresmikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku tak mampu menampung pedagang. Sebab kapasitas…

ByByHE NApr 25, 2024

Ny. Candrawati Tamba Dampingi Pj. Ketua Dekranasda Bali Mengunjungi Pengerajin IKM Jembrana 

JEMBRANA,MENITINI.COM-Pj. Ketua Dekranasda didampingi Ketua Dekranasda Jembrana Ny. Candrawati Tamba dan beberapa pengurus Dekranasda Kabupaten Jembrana menyampaikan apresiasi…

ByByRedaksiApr 25, 2024