Laporan Intelijen: Serangan AS Hanya Tunda Program Nuklir Iran Selama Beberapa Bulan

lokasi program nuklir Iran

WASHINGTON,MENITINI.COM- Serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran diklaim menghancurkan total program nuklir negeri para Mullah. Namun, laporan intelijen awal menunjukkan hasil yang jauh lebih moderat. Serangan tersebut dinilai hanya menunda program nuklir Iran selama satu hingga dua bulan, demikian dilaporkan Reuters, Rabu (25/6/2025).

Penilaian ini berasal dari laporan awal Defense Intelligence Agency (DIA), badan intelijen utama di bawah Pentagon. Tiga sumber yang mengetahui laporan tersebut mengatakan, serangan yang dilakukan pada akhir pekan lalu itu menyebabkan kerusakan pada infrastruktur penting seperti pintu masuk dan pasokan air serta listrik, tetapi tidak menghancurkan fasilitas bawah tanah secara menyeluruh.

Salah satu sumber menyebut, Iran masih menyimpan cadangan uranium yang telah diperkaya, cukup untuk membuat sekitar sembilan hulu ledak nuklir jika ingin digunakan untuk tujuan militer. Beberapa mesin sentrifugal juga dilaporkan masih utuh.

BACA JUGA:  Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Selatan Filipina

Penilaian ini bertolak belakang dengan klaim Presiden Donald Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth yang menyatakan bahwa serangan menggunakan bom penembus bunker seberat 30.000 pon telah “menghancurkan total” program nuklir Iran. Pemerintah AS juga melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan tersebut telah “melemahkan” kemampuan nuklir Iran.

Namun, Gedung Putih membantah isi laporan intelijen tersebut. Juru bicara Karoline Leavitt menyebut kesimpulan itu “salah total.” “Semua orang tahu apa yang terjadi ketika empat belas bom seberat 30 ribu pon dijatuhkan tepat sasaran: kehancuran total,” ujarnya.

Seorang pejabat AS yang membaca laporan tersebut mengatakan masih banyak catatan dan kemungkinan dalam penilaian awal ini, dan laporan yang lebih lengkap tengah disusun. Dikatakannya pula, penilaian yang berdasarkan citra satelit tidak selalu mampu mengungkap kerusakan struktur bawah tanah secara menyeluruh.

BACA JUGA:  80 Tahun Tragedi Bom Atom: Ribuan Penyintas Hiroshima dan Nagasaki Mulai Suarakan Kesaksian Terakhir

Sementara itu, penilaian atas kerusakan di situs pengayaan uranium Fordow, Isfahan, dan Natanz masih berlangsung. Beberapa lembaga intelijen AS disebut belum sepakat mengenai tingkat kerusakan yang sebenarnya. Salah satu sumber menyatakan bahwa “penilaian ini belum diterima secara universal dan memicu perdebatan di kalangan intelijen.”

Mantan inspektur nuklir PBB, David Albright, dalam unggahan di media sosial menyebut bahwa meski program pengayaan Iran tampaknya lumpuh untuk sementara, ancaman jangka panjang tetap ada. “Iran masih memiliki kemampuan untuk memproduksi uranium tingkat senjata,” katanya.

Di sisi lain, Iran tetap bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai dan bukan untuk membuat senjata.

Pemimpin Partai Demokrat di DPR AS, Hakeem Jeffries, turut meragukan klaim Presiden Trump. “Tidak ada bukti yang menunjukkan program nuklir Iran telah dihancurkan total seperti yang dikatakan Presiden,” ujarnya.*

  • Editor: Daton
BACA JUGA:  Israel dan Iran Sepakati Gencatan Senjata, AS Klaim Perannya Krusial

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami