Jumat, 6 Desember, 2024

Kebijakan Ekonomi Pro Rakyat, CEO Promedia: Stop Impor Beras, Sapi, dan Daging Beku Rugikan Petani dan Peternak!

Agus Sulistriyono CEO Promed. (Foto: Istimewa)

DENPASAR, MENITINI.COM- CEO Promedia, Agus Sulistriyono mengingatkan pemerintah agar kebijakan ekonomi pro rakyat. Agus Sulistriyono menyuarakan kritik pedas terhadap kebijakan impor komoditas yang dinilainya merugikan petani, peternak, dan nelayan di Indonesia.  


Dalam pernyataannya, Minggu (10/11/2024) Agus menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah pro-rakyat, khususnya bagi kelompok kecil di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.  

Menurut Agus, kebijakan impor yang tak terkendali telah membuat harga komoditas lokal seperti beras, sapi, dan domba menjadi sangat rendah, hingga para produsen dalam negeri kesulitan bersaing.  


Ia menilai upaya swasembada yang digembar-gemborkan pemerintahan Prabowo-Gibran akan sia-sia jika kebijakan ini tidak diubah secara nyata.


Untuk itu Agus mengingatkan pemerintah agar menyetop atau mengurangi impor beras. “Kalo kita berpihak sama petani, peternak dan nelayan, maka stop/kurangi impor beras,” tegas Agus.
Ia menilai, keberhasilan swasembada beras hanyalah angan-angan apabila harga jual beras di tingkat petani masih sangat rendah.

BACA JUGA:  MA Chapter Jakarta Jadi Tuan Rumah Rakernas IMA 2024

“Kondisi ini membuat petani terancam terus merugi dan kehilangan motivasi untuk menanam padi,” tegasnya.


Stop atau Kurangi Impor Sapi. Agus juga mengkritik tingginya ketergantungan pada sapi impor. Menurutnya, jagal (penjagal hewan ternak) lebih mengutamakan sapi impor yang cenderung lebih murah, yang pada akhirnya membuat harga sapi lokal semakin jatuh.

“Akibatnya harga sapi lokal murah. Buat beli pakan penggemukan saja bisa tekor,” ujarnya.


Stop Impor Daging Domba Beku. Lebih lanjut, Agus menyoroti persoalan impor daging domba beku yang dinilai berpotensi menghancurkan ekonomi peternak kecil. Ia mengingatkan bahwa sebagian besar peternak domba atau kambing hanyalah rakyat kecil yang menjalankan bisnis rumahan.

“Ini benar-benar jangan sampai dibuka kran impor. Kalau harga domba/kambing ancur, makin banyak korban dari rakyat kecil,” tegas Agus.

BACA JUGA:  Everpro luncurkan "Everpro Chat" di Convers(at)ion Summit

Perketat Pengawasan Kapal Asing di Lautan Nusantara. Selain isu impor, Agus menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat terhadap kapal-kapal ikan asing yang kerap mencuri ikan di lautan Indonesia.
Ia berharap pemerintah tak malah melakukan “kongkalikong” atau kompromi yang merugikan nelayan lokal.


Ajakan Untuk Media dan Pemerintah Dukung Rakyat Kecil. Agus juga mengajak media untuk lebih memperhatikan nasib petani, peternak, dan nelayan kecil di Indonesia. Ia menaruh harapan besar pada Presiden Prabowo Subianto agar berpihak pada rakyat kecil dan menjaga kepentingan nasional.
“Jangan sampai Program Makan Bergizi Gratis justru menguntungkan segelintir orang lewat sedikit-sedikit impor,” tambah Agus.


Perluasan Hilirisasi untuk Semua Sektor. Agus turut menekankan pentingnya hilirisasi atau pemrosesan produk di dalam negeri, yang menurutnya harus diperluas bukan hanya untuk sektor tambang, tetapi juga bagi pertanian dan peternakan.

BACA JUGA:  Pemkab Jembrana Gelar  Pameran UMKM  di Pasar Umum Negara

“Hilirisasi dimaknai dengan nasionalisme. Mencintai produk lokal,” ungkapnya.

Dalam penutupnya, Agus menyampaikan bahwa semangat nasionalisme dan dukungan bagi produk lokal harus menjadi dasar kebijakan ekonomi nasional.


Di tengah ketidakpastian ekonomi global, ia berharap langkah-langkah konkret untuk mendukung rakyat kecil segera terealisasi, agar kesejahteraan masyarakat kecil tetap terjaga. M-003