Kabupaten Sikka Darurat Demam Berdarah, Jumlah Kematian Tertinggi di Indonesia

Kabupaten Sikka Darurat Demam Berdarah, Jumlah Kematian Tertinggi di Indonesia

DENPASAR, MENITINI.COM – Hingga Senin (9/3/2020) dilaporkan, Demam berdarah dengue (DBD) yang dilaporkan mencapai 99 orang. Dari jumlah itu, 31 kasus kematian terjadi di NTT dengan jumlah kematian tertinggi di Kabupaten Sikka. Dengan status KLB ini memastikan Kabupaten Sikka Darurat Demam Berdarah yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah pusat

Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Indonesia terus meningkat. Setidaknya 99 orang meninggal akibat penyakit tersebut dengan kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, jumlah kasus DBD di Indonesia sejak 1 Januari 2020 hingga 8 Maret 2020 mencapai 16.033 kasus. Dari jumlah itu, kasus tertinggi dilaporkan berada di Nusa Tenggara Timur (2.661 kasus), Lampung (1.837 kasus), dan Jawa Timur (1.761 kasus).

BACA JUGA:  Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Bahan Pokok

Selain itu, angka kematian akibat DBD juga terus bertambah. Jumlah kematian akibat DBD yang dilaporkan hingga saat ini mencapai 99 orang. Sebanyak 31 kasus kematian terjadi di NTT dengan jumlah kematian tertinggi di Kabupaten Sikka.

”Kita melihat sekarang ini ada kasus (DBD) di NTT, khususnya di Kabupaten Sikka yang angka kejadiannya begitu tinggi. Dengan angka kematian total di seluruh NTT 31 orang dan di Kabupaten Sikka ada 13 orang,” ujar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat ditemui di Jakarta, Senin (9/3/2020), sebelum berangkat untuk meninjau langsung upaya penanganan DBD di Kabupaten Sikka.

Menteri Terawan menyerahkan bantuan alkes yang diterim Bupati Sikka Robi Idong

Menurut dia, edukasi yang minim terkait dengan upaya pencegahan penularan DBD menjadi penyebab tingginya kasus di daerah tersebut. Upaya pengendalian nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyebab DBD harus lebih digalakkan melalui gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) serta pemantauan jentik nyamuk.

BACA JUGA:  Arsul Sani Disumpah sebagai Hakim Konstitusi

”Kita harus mampu mengatasinya sesuai dengan penyebabnya. Jadi, tidak hanya masalah menangani dan mengobati, tetapi juga mencegah supaya jangan bertambah kasusnya,” ujarnya.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menambahkan, sebelumnya ada dua wilayah yang melaporkan status kejadian luar biasa DBB, yakni Kabupaten Belitung dan Kabupaten Sikka. Namun, kasus di Kabupaten Belitung sudah menurun sehingga status tersebut telah dicabut.

”Kasus di Kabupaten Sikka justru semakin bertambah. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sepanjang Februari 2019, kasus di wilayah ini tercatat 67 kasus, sementara sepanjang Februari 2020 mencapai 697 kasus,” katanya.

Anggota Komisi V DPRD NTT Daerah Pemilihan Sikka, Emanuel Kolfidus, menyampaikan, sosialisasi dari pemerintah daerah kepada masyarakat sangat kurang. Sekitar 95 persen masyarakat di desa-desa di Sikka tidak paham terkait dengan masalah DBD. Masyarakat bahkan tidak peduli akan genangan air dengan sarang nyamuk di wilayah mereka.poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *