Jenis sampah ini tidak laku bagi pemulung dan pengepul. Bahkan tidak semua pelaku daur ulang menerima sampah jenis multylayer. “Jangankan memungut, melirik pun tidak oleh pemulung. Karena tidak diterima oleh pengepul. Dan tidak layak dijual.
“J2PS mengapresiasi BWC yang berani mengambil dan membeli sampah jenis ini. Kalau saja semua pelaku daur ulang mengambil dan membeli sampah jenis ini seperti BWC tentu akan banyak yang tertarik untuk memungut dan memilah,” ujarnya menegaskan.
Disebutkan pula, sampah plastik multilayer biasanya ditemukan pada kemasan kemasan kemasan berbentuk sachet seperti bungkus kopi, minuman bubuk, sampo, deterjen, bungkus mie instan yang didalam kemasan itu ada plastik tipis yang berwarna bening.
“Beban lingkungan yang paling berat adalah sampah plastik. Tidak perlu saling menyalahkan. Saatnya berkolaborasi untuk mengatasi sampah plastik yang dari hari ke hari makin meresahkan,” kata Apollo sapaannya sembari menjelaskan sampah itu tak mengenal suku, agama, ras, kasta dan negara. Selagi ada peradaban sampah selalu ada. Tinggal bagaimana mengelolahnya. “Kalau dari rumah tangga (sumber) sampah sudah dipilih dan dipilah, maka 50 persen sampah sudah terkelolah dengan baik. Tapi kalau tidak dipilah dari sumber maka kita gagal mengelolah sampah”ujarnya. (M-003)