Hati-hati, Vape Juga Berpotensi Kanker

DENPASAR, MENITINI.COM – Merokok adalah hal yang sangat sulit dihentikan. Selain butuh komitmen yang kuat, pecandu rokok juga memerlukan alternatif yang menggantikan kebiasaan ini. Mulai dari perubahan gaya hidup, hipnosis dan yang paling baru adalah tren rokok elektrik (vape). Vape mengusung branding sebagai alat untuk membantu orang berhenti merokok dengan media yang lebih aman. Namun kini malah menjadi tren tersendiri pada kelompok usia yang lebih muda, bahkan pemula.

Penelitian mengenai dampak vape terhadap kesehatan dalam jangka panjang masih sangat terbatas karena metode ini relatif baru dan belum ada regulasi khusus. Akhirnya, kelompok usia penggunanya semakin muda dan menjadi ajang coba-coba bagi pemula yang penasaran. Meski begitu, para ahli mengkhawatirkan potensi munculnya kanker dan penyakit akibat penggunaan vape dalam satu dekade ke depan. Bahkan mereka juga memperkirakan kemungkinan dampak yang hampir mirip. Belum lagi dengan banyaknya produk yang tidak jelas keamanannya yang terus beredar bebas.

BACA JUGA:  Suka Makan Sebelum Tidur? Hati-hati Risikonya!

Seberapa Beracunnya Bahan Kimia dalam Vape?

Walau diklaim lebih aman, nyatanya peneliti tetap menemukan bahan kimia beracun dalam vape. Karena produk ini masih relatif baru, penelitian masih belum mendalam. Data saat ini menyatakan bahwa vape memicu perubahan proses peradangan pada paru-paru yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Walaupun diagnosis kanker paru-paru seluruh dunia telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir karena kesadaran berhenti merokok yang semakin tinggi, belum cukup data terkumpul mengenai hubungan antaranya dan risiko kanker paru yang valid.

Sejauh ini, bukti beracunnya bahan kimia dalam vape masih sebatas dikaitkan dengan kejadian penyakit paru-paru kronis (PPOK), asma, dan penyakit jantung. Untuk produk vape dengan tambahan rasa sering kali mengandung bahan tambahan diacetyl, yang dapat menyebabkan kerusakan paru jika dihirup. Selain itu, bahan kimia dalam vape memicu peradangan pada gusi dan mulut yang berkepanjangan.

BACA JUGA:  Polio Paul, Selama 70 Tahun Hidup dengan Paru-paru Besi, Meninggal di Usia 78 Tahun

Para peneliti Universitas Johns Hopkins menguji cairan berperisa dari 4 merek populer dan menemukan beberapa bahan tambahan beracun dan ribuan bahan kimia yang tidak diketahui. Beberapa bahan kimia yang langsung terdeteksi saat dipanaskan antara lain formaldehida dan benzena. Keduanya merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogen. Sedangkan, 2 pelarut yang umum dalam campuran adalah propilen glikol dan gliserin yang mengiritasi saluran pernafasan. Walau menurut badan pengawas makanan dan obat masih termasuk kategori aman, bahan-bahan ini akan memberi dampak berbeda saat terhirup.

Bisakah Vape Memicu Kanker?

Berdasar data sementara yang terkumpul dari penelitian yang ada, para ahli memperkirakan akan melihat adanya kasus-kasus kanker akibat vape di masa depan. Selain dari segi teori tentang peradangan kronis, penelitian pada hewan menunjukkan kemungkinan munculnya lesi pra-kanker. Jika lesi pra-kanker mulai terdeteksi, maka kurang lebih dalam 1 dekade kedepan berpotensi menjadi kasus kanker jika bahan-bahan bersifat karsinogenik.

BACA JUGA:  Kasus DBD Mengalami Peningkatan, Masyarakat Diimbau Terapkan Pola Hidup Sehat

Selain vape, produk-produk baru tanpa asap seperti kantong nikotin mulai naik daun pada kalangan dewasa muda. Meski tanpa asap, bahan-bahan produk ini juga mengandung bahan kimia penyebab kanker. Kantong nikotin telah terbukti mengiritasi jaringan gingiva. Walau tidak spesifik mengarah pada kanker paru, namun iritasi kronis pada gingiva dapat mengarah pada keganasan mulut dan tenggorok dalam 1-2 dekade mendatang.

Tidak hanya resiko kanker, vape juga berpotensi mengganggu proses berpikir dan kecerdasan kita. Terutama pada remaja dan dewasa muda yang masih berkembang pesat, bahan-bahan karsinogen dalam vape dapat menurunkan pasokan oksigen ke otak sehingga otak tidak cukup mendapat porsi oksigen yang sesuai tiap bagiannya. Akibatnya, dapat terjadi penurunan fungsi kognitif, masalah memori, dan fungsi eksekutif yang buruk. Efek kecanduan dan kesulitan mengambil keputusan yang bijak akan menjadi lingkaran setan untuk berhenti merokok dengan media apapun. Jadi, tetap waspada ya! (M-010)