Hari Anak Nasional 2025 Dirayakan Serentak di Seluruh Daerah, Angkat Semangat Anak Hebat Menuju Indonesia Emas

Hari anak Nasional
(Sumber Foto: Kemen PPPA)

JAKARTA,MENITINI.COM- Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tahun ini hadir dengan konsep baru. Tidak lagi terpusat di satu kota seperti tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menggelar perayaan HAN 2025 secara serentak di seluruh daerah di Indonesia.

Langkah ini diambil untuk memastikan seluruh anak Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dapat merasakan semangat dan kehadiran negara dalam peringatan hari yang ditujukan khusus untuk mereka.

“Kami ingin anak-anak merayakan Hari Anak Nasional di tempat mereka tinggal—di desa, sekolah, komunitas, maupun bersama pemerintah daerah. Negara harus hadir bukan hanya di pusat, tetapi juga di lingkungan tempat anak-anak tumbuh,” ujar Sekretaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu, saat membuka Forum Tematik Bakohumas, dikutip dari laman Kemen PPPA.

BACA JUGA:  Prabowo Janji Bangun 100 Sekolah Berasrama per Tahun untuk Anak Tak Mampu

Mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan tagline “Anak Indonesia Bersaudara”, HAN 2025 mengajak seluruh elemen bangsa untuk membangun generasi anak yang sehat, cerdas, tangguh, dan berdaya saing tinggi. Di saat yang sama, tema ini menanamkan semangat persaudaraan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.

Dalam forum tersebut, Titi Eko juga mendorong peran aktif Bakohumas dalam mengedukasi publik mengenai isu-isu perlindungan anak. Sejumlah narasi kunci yang digaungkan antara lain Anak Cerdas Digital, Pendidikan Inklusif untuk Semua, Stop Perkawinan Anak, serta Anak Terlindungi Menuju Indonesia Emas 2045.

“Komunikasi publik harus menjadi penggerak perubahan. Pesan perlindungan anak tidak boleh berhenti di ruang diskusi, tetapi harus terus hadir secara konsisten di ruang publik, media, dan media sosial,” tegasnya.

BACA JUGA:  Atasi Siswa SMP yang Belum Lancar Membaca, Pemkab Buleleng Gandeng Undiksha Lakukan Asesmen Khusus

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digital, Molly Prabawati, menyoroti peluang dan tantangan besar di era digital. Ia mengungkapkan, berdasarkan data UNICEF, setiap setengah detik satu anak di dunia mengakses internet untuk pertama kalinya. Di Indonesia sendiri, dari 221 juta pengguna internet, lebih dari 9 persen adalah anak-anak di bawah usia 12 tahun.

“Anak-anak sangat rentan terhadap konten berbahaya, penipuan digital, hingga eksploitasi daring. Literasi digital sejak dini dan tata kelola ruang digital yang ramah anak menjadi kunci perlindungan,” ujar Molly.

Sebagai wujud perlindungan nyata, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik Ramah Anak (PP TUNAS). Regulasi ini mengatur agar penyedia layanan digital menjamin keamanan anak di ruang siber.

BACA JUGA:  Sekolah Rakyat Resmi Dimulai Hari Ini, Fokus Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan Gratis Berbasis Asrama

HAN 2025 bukan sekadar simbol perhatian negara terhadap anak, tetapi juga menjadi seruan kepada seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, masyarakat, dunia usaha, media, dan keluarga—untuk bersama menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang anak.

“Anak-anak adalah fondasi Indonesia Emas 2045. Tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan memperkuat mereka,” pungkas Titi Eko.*

  • Editor: Daton

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami