Fenomena Gerhana Matahari Hibrid, Masyarakat Diimbau Tidak Melihat Langsung

KUTA, MENITINI.COM – Gerhana Matahari Hibrid (GMH) bakal terjadi pada tanggal 20 April 2023. Fenomena ini relatif langka itu dinyatakan dapat teramati dari Bali, yaitu berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,753 di Amlapura hingga 0,729 di Negara.

Waktu gerhana yang diamati di Bali rata-rata 3 jam lebih, dimana Kota Singaraja menjadi daerah tersingkat mengamati (visibilitas) di Bali yaitu 2 jam 59 menit 43,9 detik dan Amlapura menjadi daerah terlama yang mengamati yaitu 3 jam 50,1 detik.

Kendati dapat diamati di Bali, masyarakat diimbau untuk tidak melihat fenomena gerhana matahari hibrida secara kasat mata, termasuk pengamatan terhadap fenomena yang menyertainya. Sebab hal tersebut dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, sehingga masyarakat yang ingin melihat dianjurkan menggunakan filter matahari atau memakai metode proyeksi lubang jarum.

BACA JUGA:  Lagi, Bupati Giri Prasta Acc Hibah Rp 3,7 Miliar Untuk Banjar Pesanggaran di Kota Denpasar

Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Badung, I Nyoman Gede Wiryajaya menerangkan, fenomena gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat berada segaris. Pada saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan. Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. Terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat Gerhana Matahari Hibrid, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.

Pada wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin dan itu tidak bisa dilihat di wilayah Indonesia. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Kemudian, di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total.

BACA JUGA:  Gempa Bumi Tektonik M6,0 di Laut Jawa, Tidak Berpotensi Tsunami

Untuk di Bali, Gerhana Matahari Hibrid yang dapat teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,753 di Amlapura hingga 0,729 di Negara. Secara umum, gerhana di Bali akan dimulai pada pukul 10.28 Wita, sedangkan puncak gerhana terjadi pada pukul 11.55 Wita, dan gerhana akan berakhir pada pukul 13.30 Wita. “Berdasarkan data visibilitas Gerhana Matahari Hibrid di Bali, 9 kabupaten/kota dapat terlihat fenomena ini. Namun durasinya bervariasi, yang tersingkat itu di Singaraja yaitu 2 jam 59 menit 43,9 detik dan terlama di Amlapura yaitu 3 jam 50,1 detik,” terangnya, Senin (19/4). (M-003)

  • Editor: Daton