Desa Wisata Herbal Catur, Solusi Peningkatan Kesejahteraan Warga

DENPASAR, MENITINI.COM Desa Wisata (Dewi) Herbal Catur di Kabupaten Kintamani Bangli merupakan destinasi wisata yang cocok bagi semua usia. Kawasan wisata ini telah banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Setiap orang yang berwisata di desa ini dimanjakan adanya berbagai objek wisata yang menarik seperti tanaman herbal, kebun kopi arabika, kebun jeruk, kawasan akulturasi budaya antara Bali dan Tionghoa, air terjun, holy water, jalur trekking, pura Pebini, atraksi budaya barongsai, suasana alam yang sejuk, dan sebagainya. 

Lebih menariknya lagi, Desa Catur dapat disebut sebagai desa yang berada di atas kabut. Setiap pagi dan sore, kawasan yang memiliki keunggulan hasil alam kopi arabika dan herbal ini selalu diselimuti kabut berwarna putih. Kondisi ini semakin menambah keindahan dan keunikan kawasan wisata tersebut. Hawa sejuk semakin terasa pada saat musim hujan. Desa ini tertutup kabut tebal, seperti negeri di atas awan. 

BACA JUGA:  Rebranding UNWTO Menjadi UN Tourism untuk Era Baru Pariwisata Global
Para tim peneliti Undhira foto bersama di air terjun Desa Wisata

Desa Catur awalnya kurang dikenal oleh wisatawan. Perkembangan kawasan wisata ini baru terlihat setelah tim pelaksana Pengabdian Masyarakat melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dari Universitas Dhyana Pura Bali memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat. “Program ini merupakan hibah Kementerian Ristekdikti yang bertujuan meningkatkan perekonomian serta kesejahtaraan masyarakat di Desa Catur,” kata Dr Dermawan Waruwu, M.Si, Ketua Program Pengembangan Desa Mitra Undhira (PPDM) saat ditemui POS BALI beberapa waktu lalu.

Dr Dermawan didampingi anggotanya yaitu Dr. Ni Made Diana Erfiani, M.Hum; I Putu Darmawijaya, S.Si., M.Si; dan Natalia Sri Endah Kurniawati, SE., Ak., MSA mengatakan. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Catur melalui konsep Desa Wisata Herbal. Semua tim melakukan pelatihan dan pendampingan sesuai kompetensi keilmuannya masing-masing. Dengan kompetensi yang dimiliki oleh tim pelaksana, maka program ini mendapat dukungan dari masyarakat, Kepala Desa, dan Bupati Bangli. Dukungan ini ditujukan dengan kehadiran anggota masyarakat pada setiap pelatihan. 

BACA JUGA:  The Nusa Dua Tetap Siapkan Fasilitasi Menginap Untuk Tamu Saat Hari Raya Nyepi

Adapun pelatihan yang dilakukan selama ini yaitu pembuatan produk herbal, penyajian dan penataan makanan maupun minuman, pengemasan produk herbal, pembuatan jalur trekking, kebersihan lingkungan, penataan rumah sebagai homestay, dan penyajian kopi dalam berbagai varian.

“Semua bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada wisatawan adalah hasil alam Desa Catur dan berbahan herbal. Masyarakat yang dilatih secara khusus untuk program ini yaitu Kelompk Wanita Tani (KWT) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Catur. Kelompok ini nantinya diharapkan untuk melatih anggota masyarakat atau kelompok lainnya,”ujarnya.  

Dengan adanya konsep Desa Wisata Herbal maka Desa Catur semakin sering dikunjungi oleh wisatawan serta masyarakatnya semakin bersemangat untuk meningkatkan pengembangan tanaman herbal tersebut poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *