Cemaran Plastik Air Minum Kemasan Meningkat, Harus Apa?

DENPASAR, MENITINI.COM – Waduh! Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan ada sekitar 240.000 pecahan plastik alias mikroplastik terdeteksi dalam 1 liter air kemasan. Padahal air kemasan sudah menjadi bagian hidup kita sehari-hari. Selain praktis, kemudahannya untuk dibawa kemana-mana membuat air kemasan makin populer.  Mirisnya, angka cemaran mikroplastik ini ternyata 10-100 kali lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.

Harus apa dan bagaimana ya? Mari kita ulas satu persatu apa yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan dampaknya bagi kesehatan Anda!

Jenis Plastik dalam Air Minum Kemasan

Peneliti membuktikan melalui teknik yang melibatkan dua laser mikroskop Stimulasted Raman Scattering (SRS) untuk mendeteksi partikel plastik. Dari hasil tersebut penelitian dilanjutkan menggunakan artificial intelligent untuk membantu proses identfikasi. Hasilnya dalam 3 merk edar, mereka menemukan 110.000 – 370.000 partikel per liter. Sekitar 90% partikel yang terdapat dalam air adalah nanoplastik dan 10%  adalah mikroplastik.

Mikroplastik adalah potongan plastik kecil dengan ukuran diameter mulai dari 1 mikron-5 milimeter. Pada spektrum yang lebih luas, ukurannya bisa mencapai sebesar penghapus pensil. Nanoplastik bahkan lebih kecil lagi, ukurannya berkisar antara 1 nanometer-1 mikron, kata Anna Marie LaChance, PhD, salah satu dosen Teknik Kimia Universitas Massachusetts Amherst. Sebagai pembanding, lebar rambut kita berkisar antara 50-120 mikron. Jadi bisa kita bayangkan seberapa kecil dan hampir tidak kasat mata.

Para peneliti juga menemukan plastik umum lainnya dalam air kemasan, antara lain Polietilen Tereftalat (PET), Poliamida 66 (PA), Polipropilena (PP), Polietilen (PE), Polistirena (PS), Polivinil klorida (PVC), Polimetil metakrilat (PMMA). Selain itu, ternyata masih banyak sekali jenis nanoplastik yang perlu penelusuran lanjutan. Peneliti menekankan bahwa bukan ukuran yang penting, namun jumlah dan akses ke dalam tubuh kita yang makin mudah.

BACA JUGA:  TPA Temesi di Gianyar Bali Overload, Terima 450 Ton Sampah Per Hari

Dampak Plastik dalam Air Kemasan bagi Kesehatan

Saat ini, belum cukup bukti untuk menentukan bagaimana partikel ini berdampak pada kesehatan manusia. Hingga sekarang tidak ada bukti konklusif bahwa plastik dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan. Namun, bukan berarti risikonya adalah nol.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan, ada 2 jenis bahan kimia yang biasa ditemukan dalam air kemasan yaitu PFOA dan PFOS. Kedua jenis bahan kimia ini terbukti berbahaya bagi kesehatan manusia walau dalam dosis yang kecil. Bahan kimia ini mengendap dalam waktu yang cukup lama karena daya tahan dan sifat anti lengketnya. Demikian pula dengan Bisphenol A (BPA), bahan kimia industri penyusun botol air plastik yang sudah diketahui berdampak buruk pada sistem reproduksi pada dosis serendah 2 mikrogram.

Bahan kimia plastik menjadi sangat berbahaya karena dapat mengganggu endokrin. Karena cara kerja sistem endokrin, satu molekul saja yang memasuki aliran darah dapat meniru hormon, menempel pada reseptor hormon, dan menimbulkan kerusakan pada tubuh kita. Banyak dugaan bahwa konsumsi rutin minuman dari botol PET, baik yang bening maupun keruh mungkin berkontribusi terhadap toksisitas sistem reproduksi skala luas. Bukti lain menambah daftar potensi dampak kesehatan dari mikroplastik dan nanoplastik, seperti neurotoksisitas, stres oksidatif, karsinogenisitas, perubahan metabolisme, disfungsi pencernaan bahkan peningkatan mortalitas.

BACA JUGA:  RSU Bhakti Rahayu Denpasar Cek Kesehatan Mata Gratis di Posyandu Paripurna Banjar Penatih

Botol Air Lama Berefek Lebih Buruk

Semakin lama suatu produk berada dalam plastik, semakin banyak pula mikroplastik dan nonplastiknya. Semakin lama botol disimpan, semakin banyak waktu bagi plastik untuk berdifusi ke dalam botol. Pertimbangkan juga faktor eksternal, seperti suhu, juga dapat mempengaruhi jumlah partikel plastik yang ada dalam air kemasan.

Plastik curah terurai menjadi mikro dan nanoplastik melalui panas, reaksi fotokimia, oksidasi, dan proses lainnya. Air dari botol air dalam mobil Anda pada hari yang panas mungkin mengandung lebih banyak plastik daripada air dari botol yang tersimpan dalam rak toko dengan suhu terkendali dan tidak terkena cahaya langsung.

Bisakah Menyaring Partikel Plastik dari Air Kemasan?

Pada saat air kemasan telah dikemas, dikirimkan dan dibeli, mikroplastik dan nanoplastik sudah ada dalam produk. Sayangnya, dalam tahapan ini tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengeliminasinya. Upaya menuangkannya ke dalam gelas atau botol lain tidak akan membantu. Merebus air pun tidak membantu dalam kasus ini, karena hanya bakteri saja yang terbunuh.

Filtrasi dapat membantu, namun tidak semua filter menghilangkan mikroplastik, dan hanya sedikit yang menghilangkan nanoplastik. Filter biasanya diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang dapat dihilangkan. Contohnya, filter 5 mikron akan menghilangkan mikroplastik yang berukuran 5 mikron atau lebih besar, tetapi tidak ada yang lebih kecil. Alat seperti adsorben, yang mengikat nanoplastik, dapat membantu, namun sebagian besar filter air konsumen tidak menggunakan metode ini. Cukup rumit memang, mengingat bahwa eliminasi cemaran harus dari sumbernya dan dalam skala publik.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Tinjau RSUD Sibuhuan

Cara Meminimalkan Paparan

Meskipun Anda mungkin tidak dapat menghindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk meminimalkan paparan plastik. Cobalah beberapa cara berikut:

  • Beralih ke kaca, aluminium, atau stainless steel

Pertimbangkan untuk menggunakan alternatif yang terbuat dari kaca, aluminium, atau stainless steel. Beralihlah ke botol air aluminium sekali pakai atau gunakan botol air yang dapat digunakan kembali yang terbuat dari logam atau kaca. Pastikan untuk mencucinya secara teratur untuk menghindari pertumbuhan bakteri.

  • Gunakan filter

Tambahkan atau mulai gunakan filter arang, yang dapat membantu menghilangkan beberapa kontaminan dari air keran. Ini adalah cara paling konvensional namun masih efektif. Pilihan lain yang lebih mahal antara lain filter reverse osmosis, yang mungkin dapat menghilangkan PFAS dan kontaminan seperti plastik lainnya.

  • Pilih kemasan yang dapat digunakan kembali

Buang kantong plastik, sedotan, peralatan makan, dan plastik sekali pakai lainnya. Bawalah tas belanja yang dapat digunakan kembali, hindari kantong produk plastik, dan hindari penggunaan peralatan dan sedotan plastik bila memungkinkan.

  • Hindari wadah plastik dalam microwave 

Jangan memanaskan makanan atau minuman apa pun dalam wadah plastik dalam microwave. Panas dari microwave yang datang dari segala arah dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia plastik seperti BPA dan ftalat ke dalam makanan Anda. (M-010)