BADUNG, MENITINI.COM – Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menanggapi dengan hati – hati masalah warga Desa Adat Jimbaran dengan PT Jimbaran Hijau yang belakangan “memanas”.
Ia menegaskan, meski baru mengetahui isu tersebut dari pemberitaan daring, Pemkab Badung siap memfasilitasi dialog agar permasalahan tidak berlarut dan bisa diselesaikan dengan cara damai.
“Saya tahu dari media sosial, belum tahu langsung tentang permasalahan di Jimbaran. Tapi tentu saya berharap mari kita duduk bersama dulu mencari solusi,” terang Adi Arnawa pada Jumat (8/11).
Menurutnya, setiap permasalahan harus disikapi dengan kepala dingin dan semangat kebersamaan.
Ia mencontohkan keberhasilan penyelesaian konflik di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang berakhir dengan kesepakatan baik.
Ketika semua pihak duduk bersama dan berdiskusi mencari penyelesaian masalah, akhirnya terjadi keputusan happy ending.
Ia berharap hal tersebut juga nantinya sama dengan di Jimbaran.
Pihaknya tidak ingin gegabah mengambil langkah sebelum memahami duduk permasalahan secara menyeluruh.
Ia mengaku akan mencari tahu secara langsung persoalan tersebut, agar dapat mencari treatment yang tepat.
Ia juga mendengar adanya upaya mediasi antara pihak-pihak Kelurahan Jimbaran, meski laporan resmi belum ia terima.
“Mediasi memang sudah dilaksanakan kemarin, tapi secara formal saya belum mendapatkan laporan. Mudah-mudahan secepatnya saya minta kelurahan menyampaikan agar kita tahu pasti duduk masalah, agar tidak salah dan tidak meraba-raba tanpa kepastian,” ungkapnya.
Terkait kemungkinan pemanggilan pihak PT Jimbaran Hijau, Adi Arnawa mengaku akan terlebih dahulu meminta laporan lengkap dari bawahannya.
“Kita lihat nanti. Saya akan panggil staf saya dulu seperti apa permasalahannya, sehingga bisa dilakukan pemetaan dan dicari solusi yang baik untuk bersama,” katanya.
Lebih lanjut, Adi Arnawa mengingatkan sebagai daerah yang sangat bergantung pada pariwisata, Badung harus menjaga stabilitas dan citra positif di mata wisatawan.
Masalah tersebut harus disikapi hati-hati. Sebagai daerah pariwisata, ia mengajak semua pihak menjaga kondusivitas bersama.
Hal itu sangat penting, apalagi di tengah kompetisi pariwisata yang ketat. “Kalau kita tidak bisa mengelola dengan baik, tentu bisa berbahaya,” tegasnya. M-003
- Editor: Daton








