Bukan Hanya Kamboja dan Kongo, AS juga Kagumi Invosi Pengolahan Sampah Residu di TOSS Center Klungkung

SEMARAPURA,MENITINI.COM-Penanganan sampah di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center di Desa Kusamba Klungkung, Bali, menjadi rujukan pemerintah RI dalam menerima kunjungan studi dari negara lain. Teranyar, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak Direktur Hubungan Internasional Environmental Protection Agency Amerika Serikat Mark S. Kasman mengunjungi tempat pengolahan sampah yang sejak beberapa bulan terakhir dilengkapi dengan mesin pengolah RDF (Refused, Devired, Fuel) itu, pada Kamis (6/4/2023).

Dalam kunjungannya, Mark S. Kasman didampingi Rosa Vivien Ratnawati, SH., M.Sc. selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), KLHK dan Kepala Bagian Lingkungan Hidup, Iptek dan Kesehatan Kedutaan Aemerika Serikat Sandi Lien.

Rombongan ditemui langsung Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dan Komang Agus Sedana selaku Kepala Bidang pengolahan Sampah, Limbah B3 dan Pelestarian Lingkungan Hidup DLHP Klungkung. . Hadir pula Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Seluruh Indonesia (APSI) Bali, NTB dan NTT, Putu Ivan Yunatana yang juga Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) dan Direktur Bali Waste Cycle (BWC) Olivia Anastasia Padang dan staf.

BACA JUGA:  Tuntaskan Persoalan Sampah, Pemkab Klungkung Jajaki Kerjasama dengan Perusahaan Jepang

Dalam sambutannya, Bupati Suwirta mengatakan, inti dalam penanganan sampah adalah masyarakat agar memilah sampah sebelum dibawa ke TOSS Center. “Intinya sejak awal upaya kami mengedukasi masyarakat agar memilah sampah dari sumber agar sebelum dibawa ke TOSS center ini sampah rumah tangga sudah berkurang,” ungkap Suwirta, dengan penuturan Bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Direktur BWC Olivia Olivia Anastasia Padang.

Kemudian Ketika sampah sudah di TOSS Center maka dipilah lagi dan dicacah sesuai spesifikasi jenis sampah. Hasilnya, yg sampah organik diproses menjadi humus/pupuk alias tanah subur. Sementara yang non organik di daur ulang. Seperti botol plastik, kertas dan lainnya. “Nah, pupuk organik atau kompos tanah subur yang kami produksi kami bagikan secara gratis kepada masyarakat untuk mendukung pertanian,” ungkap Suwirta, yang direspons anggukan kepala pejabat Environmental Protection Agency Amerika Serikat, tersebut.

Bukan hanya itu, guna mengatasi problem sampah residu, pihaknya bekerjasama menggandeng pihak ketiga yakni PT CTBL dengan menghadirkan mesin pengolah sampah karya anak bangsa yang sudah beroperasi dua bulan terakhir. “Sampah residu disini kami olah menjadi RDF (refuse derived fuel) yang produknya menjadi bahan bakar pendamping batu bara di sejumlah industri besar,” sebut Suwirta.

BACA JUGA:  Dua TPS Tutup, Sampah Berserakan, DLHK Diminta Tambah Armada
Direktur Hubungan Internasional Environmental Protection Agency Amerika Serikat Mark S. Kasman dan rombongan berfoto bersama usai mengamati pengolahan sampah di TOSS Center. (Foto: M-011)

Dengan pola ini , pihaknya mampu mengurangi sampah dibuang ke TPA hingga 80 persen. Artinya yang dibuang ke TPA hanya 20 persen untuk dimusnahkan atau dibakar.

Suwirta menambahkan bahwa Pemkab Klungkung di tahun anggaran 2023 ini telah menganggarkan kurang lebih Rp 5 miliar ubntuk penataan infrastruktur di TOSS Center menjadi lebih bersih dan tertata sebagai fasilitas publik.

Sementara Rosa Vivien Ratnawati, SH., M.Sc. selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, disela-sela kunjungan menjelaskan pemerintah Amerika Serikat telah melakukan MoU dengan Kementerian LHK terkait kerjsama pengelolaan residu. “Kami ajak Pak Direktur Mark S. Kasman dan rombongan ke TOSS Center ini untuk melihat inovasi dan keberhasilan Pemkab Klungkung yang kita amati bekerja keras untuk mengurangi sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) ini poinnya,” ungkap Vivien.

BACA JUGA:  TPA Temesi di Gianyar Bali Overload, Terima 450 Ton Sampah Per Hari

Vivien mengatakan telah menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia juga bisa mengelola sampah dengan baik. “Pemerintah Amerika Serikat senang dan sangat respons, terutama karena nilai circular economy dimana sampah yang dioalah Kembali bermanfaat menjadi bahan baku daur ulang, bahkan residu dikelola dengan baik,” ungkap Vivien.

Terutama pula tambah dia, pemerintah Amerika Serikat mengaku kagum karena inovasi dan teknologi yang diterapkan di TOSS Center mampu mengurangi sampah dibuang ke TPA hingga 80 persen.
Karena itu, Kementerian LHK kata Vivien akan memberikan apresiasi bantuan mesin pencacah sampah untuk mendukung penanganan sampah di TOSS Center.

Hebatnya, di awal tahun 2023 inj sudah tiga negara dari tiga benua yang berkunjung dan melakukan studi di TOSS Center Klungkung ini. Yakni, Direktur Hubungan Internasional Environmental Protection Agency Amerika Serikat Mark S. Kasman, Menteri Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Republik Kongo, Arlette Soudan Nonault dan Menteri Lingkungan Hidup Kamboja. (M-003)

  • Editor: PIY