SDM dan Infrastruktur Jadi Prioritas Jokowi

“KUNCI SUKSES PERSAINGAN GLOBAL ANTAR NEGARA”

DENPASAR,MENITINI.COM KPU telah mengumumkan perolehan Pilpres 2019, Rabu, 22 Mei. Pasangan 01 Jokowi Ma’aruf Amin meraup suara, 85.607.362 atau 55.50 persen dari total suara nasional. Sedangkan pasangan 02, Prabowo-Sandi 68.650.239 atau 44.50 persen. Dengan demikian Jokowi otomatis kembali menjadi Presiden RI periode 2019-2024.

Banyak harapan rakyat terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta ini. Salah satunya dari praktisi pariwisata dan Pendidikan di Bali yakni, Dr. Ketut Putra Suartana. Pria yang dijuluki pendekar pariwisata dan pendidikan di Pulau Dewata ini berharap Jokowi memperkuat SDM dan Infrastruktur. “Saya pikir di periode kedua ini Pak Jokowi memperkuat sumber daya manusia di seluruh Indonesia termasuk infrastruktur. Inilah impian beliau,  agar Indonesia sejajar dengan negara lain. Dan ini sudah ia buktikan dengan pembangunan infrasruktur jalan. kata Suarthana saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu pagi (22/5/2019)

Menurutnya, bila dibandingkan dengan pemimpin sebelumnya di kepemimpinan inilah SDM dan infrastruktur termasuk ekonomi lebih bagus. Di Indonesia pembangunan infrastruktur dan transportasi yang cepat baru mulai, sedangkan  di luar negeri pembangunan seperti ini sudah terjadi tahun tahun sebelumnya. “Di luar negeri transportasi cepat sudah bukan hal baru. Di Indonesia sudah mulai dikerjakan, Dan itu impian Pak Jokowi, agar transportasi cepat menjadi prioritas yang segera terwujud,” ujarnya.

Dr Putra Suarthana pemilik Puri Saron Grup

Lebih jauh pemilik Puri Saron Grup ini mengatakan, ada dua kunci untuk memenangkan persaingan global yaitu, meningkatkan pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan infrastruktur merupakan pondasi bagi Indonesia untuk memenangkan persaingan dengan negara lain. “Jangan bermimpi bisa bersaing dengan negara lain dan memenangkannya kalau infrastruktur kita tertinggal,” katanya

Jokowi telah membangun sejumlah proyek untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia. Proyek tersebut antara lain, jalan tol, kereta api, bandar udara, hingga pelabuhan.  Di Kalimantan 24 proyek, di Sulawesi 27 proyek, di Maluku, Papua 13 proyek, di Sumatera 61 proyek dan di tempat-tempat lainnya,” ujar dia. “Infrastruktur bukan hanya memerlukan tenaga konstruksi dalam jumlah yang besar. Tapi kita juga perlu menyiapkan tenaga kerja konstruksi yang terlatih yang terampil bersertifikat,” jelas dia.

Dia berharap dengan adanya sertifikat tenaga kerja konstruksi ini, dapat meningkatkan kualitas SDM. Para pekerja konstruksi juga diharapkan mampu dalam mengelola infrastruktur. poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *