DENPASAR, MENITINI.COM – RSU Bhakti Rahayu Denpasar memberikan pendampingan psikologis kepada anak-anak korban banjir di SD Negeri 10 Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (18/10).
Kegiatan ini bertujuan membantu anak-anak memulihkan rasa aman dan kembali bersemangat setelah mengalami bencana banjir besar yang melanda wilayah Bali beberapa waktu lalu.
Pendampingan dilakukan oleh psikolog klinis RSU Bhakti Rahayu Denpasar, Anak Agung Istri Mira Pramitya, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Dalam kegiatan tersebut, anak-anak diajak bermain, berinteraksi, serta mengekspresikan perasaan mereka melalui gambar.
Selain itu, anak-anak juga diajak mengenali tanda-tanda bahaya saat bencana, memahami reaksi tubuh ketika merasa takut, serta menyadari reaksi emosional seperti sulit tidur atau mudah cemas. Mereka juga belajar untuk menceritakan pengalaman kepada orang terdekat, seperti orang tua, saudara, atau guru.
Anak-anak kemudian menggambar bebas dengan tema “Tempat Paling Aman untuk Berlindung” menurut versi mereka masing-masing. Setelah selesai, beberapa siswa diminta maju untuk menceritakan hasil gambar mereka. Sebagian besar anak menggambarkan rumah sebagai tempat yang paling aman karena di sanalah mereka merasa terlindungi bersama keluarga.
Sebagai bentuk apresiasi, RSU Bhakti Rahayu memberikan hadiah berupa tas sekolah dan mug kepada anak-anak yang berani maju dan menceritakan pengalaman mereka di depan teman-teman. Hadiah ini diharapkan menjadi dorongan agar anak-anak semakin percaya diri dalam mengekspresikan perasaan dan mengatasi rasa takut.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat membantu anak-anak membangun kembali rasa percaya diri dan perasaan aman pasca-banjir. Program pendampingan tersebut merupakan bagian dari upaya tanggap bencana RSU Bhakti Rahayu Denpasar sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental masyarakat, khususnya anak-anak.
Pihak sekolah menyambut baik kegiatan tersebut. Komang Sri Utami, guru SD Negeri 10 Peguyangan yang mewakili kepala sekolah, menyampaikan apresiasinya kepada RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak RSU Bhakti Rahayu Denpasar. Kegiatan ini sangat berdampak baik bagi siswa kami yang terdampak banjir. Anak-anak jadi lebih memahami apa itu bahaya, bagaimana mengekspresikan perasaan ketika menghadapi bencana, dan kini terlihat lebih tenang,” ujar Komang Sri Utami.
Ia menambahkan, pihak sekolah berencana melanjutkan pendampingan serupa agar trauma anak-anak dapat berangsur hilang.
“Kami akan mencoba melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh psikolog Bhakti Rahayu, dengan memberikan pendampingan berkala agar anak-anak bisa benar-benar pulih dari pengalaman menakutkan itu,” tambahnya.
Tercatat sebanyak 37 siswa di sekolah tersebut terdampak banjir. Banjir yang terjadi pada dini hari sekitar pukul 02.00–03.00 Wita itu membuat banyak anak panik karena peristiwa tersebut terjadi saat mereka sedang tertidur lelap.
SD Negeri 10 Peguyangan juga mengalami kerusakan akibat banjir. Air dari sungai yang meluap masuk hingga ke lantai sekolah, merusak pagar dan fasilitas toilet. Bahkan, keesokan harinya sejumlah ikan ditemukan terdampar di halaman sekolah.
Beberapa anak masih tampak emosional saat sesi berbagi cerita. Bahkan ada anak yang menangis ketika diminta menceritakan kembali pengalaman mereka.
Sekolah berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk membantu pemulihan psikologis anak-anak dan mendorong mereka kembali menjalani kegiatan belajar dengan tenang seperti semula.
Sementara itu, Direktur RSU Bhakti Rahayu Denpasar, dr. I Ketut Gede Wirantaja, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial rumah sakit terhadap masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan CSR dari RSU Bhakti Rahayu Denpasar, yang merupakan hasil sinergi program-program RSU Bhakti Rahayu dengan kebutuhan masyarakat, terutama di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kegiatan ini berawal dari diskusi dengan Lurah Peguyangan dan Kepala Sekolah SD 10 Peguyangan mengenai banyaknya siswa yang masih trauma pasca-banjir yang melanda Kota Denpasar. Kondisi tersebut turut memengaruhi kualitas belajar anak-anak.
“Untuk kebutuhan tersebut, kami bersama psikolog yang berpraktik di RSU Bhakti Rahayu Denpasar mengadakan edukasi mental health untuk anak-anak SD 10 Peguyangan, dengan memberikan edukasi kesehatan yang ringan dan mudah dimengerti, disertai kegiatan kreatif,” ujarnya.
dr. Wirantaja berharap, melalui kegiatan ini anak-anak dapat segera pulih dari trauma dan kembali bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.
“Semoga dengan program ini, anak-anak yang selama ini masih trauma pasca-bencana banjir mampu pulih dan bisa bersemangat untuk beraktivitas serta belajar lebih optimal,” tutupnya. (M-011)
- Editor: Daton
