FOTO. Relawan PMI NTB bersama PMI Lobar tengah menyisir warga yang masih tinggal di perumahan di Lobar untuk dievakuasi ke tempat pengungsian selanjutnya dibagikan makanan bungkus siap saji.
MATARAM, MENITINI.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi NTB bersama PMI Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyalurkan bantuan makanan siap saji sebanyak 1000 bungkus kepada korban banjir di tiga kecamatan di Kabupaten Lobar, Selasa (11/2/2025).
Ketua PMI NTB dr Lalu Herman Mahaputra atau Dokter Jack mengatakan ribuan bungkus makanan diserahkan kepada masyarakat korban banjir bandang di 12 titik pengungsian di wilayah Lobar yang terdampak banjir akibat dampak cuaca ekstrem.
“Makanan ini kami berikan kepada korban banjir, karena menjadi salah satu kebutuhan mendesak selain air bersih dan peralatan kebersihan,” kata Dokter Jack pada wartawan, Selasa (11/2) kemarin.
Menurutnya, distribusi nasi bungkus dilakukan langsung oleh relawan PMI di Kabupaten Lobar. Selain menyerahkan ke titik pengungsian, pada relawan juga menyisir setiap areal perumahan warga yang tergenang air banjir.
“Sejak semalam, dapur umum yang dikoordinir PMI Lobar telah menyiapkan menu makanan untuk bisa disajikan pada pagi hingga siang hari ini. Dan, Alhamdulillah, meski sempat hujan tapi laporan yang kami terima, pembagian nasi bungkusnya berjalan lancar dengan telah diterima oleh pengungsi dan para korban yang masih berada di rumah mereka,” ujar Dokter Jack.
Dirut RSUP NTB ini, menjelaskan saat ini jajaran relawan PMI bersama jajaran BPBD setempat masih melakukan evakuasi warga di BTN Pengsong di wilayah Kecamatan Labuapi.
Hal itu, menyusul warga tidak bisa dibiarkan tinggal di rumah, lantaran berbahaya pada keselamatan mereka.
Mengingat, sejak pukul 05.00 Wita, hujan terus mengguyur wilayah Pulau Lombok hingga siang sekitar pukul 13.00 Wita.
“Relawan PMI akan terus berada di garda terdepan untuk memantau situasi lapangan. Intinya, keselamatan warga terdampak banjir di Lobar yang kita utamakan terlebih dahulu dengan proses evakuasi ini,” ungkap Dokter Jack.
Sementara itu, musibah banjir yang terjadi di Kabupaten Lobar saat ini, akibat luapan sungai merendam tiga kecamatan membuat ratusan rumah terdampak limpasan air hujan.
“Banjir terjadi secara simultan di beberapa wilayah, yaitu Kecamatan Labuapi, Kediri, dan Gerung,” kata Penjabat Bupati Lombok Barat Ilham saat ditemui usai meninjau posko utama pengungsian di Kantor Camat Labuapi, Selasa, (11/2).
Ilham menuturkan pihaknya masih mendata total penduduk terdampak banjir, namun data sementara ada sekitar 340 kepala keluarga yang terkena banjir di Lobar.
Di Bajur ada sekitar 250 kepala keluarga, Kuranji sekitar 40 kepala keluarga, dan Karang Bongkot sekitar 50 kepala keluarga.
“Banjir datang langsung dari sungai yang meluap akibat hujan,” kata Ilham.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa pemerintah daerah membangun posko utama pengungsian di Kantor Camat Labuapi untuk lima hari ke depan mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi akibat bibit siklon tropis hingga La Nina.
Berbagai bantuan logistik yang terpusat di Kantor Camat Labuapi langsung didistribusikan kepada penduduk terdampak banjir di berbagai lokasi.
“Posko utama itu kami rencanakan sampai lima hari ke depan, termasuk bantuan yang kami siapkan di sini juga untuk lima hari ke depan,” pungkas Ilham.
Diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ada peluang curah hujan lebih dari 50 milimeter di sebagian wilayah Nusa Tenggara Barat dengan probabilitas 40 persen sampai 90 persen persen pada 11-20 Februari 2025.
Hal ini mengakibatkan sejumlah wilayah di NTB memiliki curah hujan tinggi dengan level waspada, siaga, dan awas pada dasarian II Februari 2025.
Bahkan terdapat juga peluang curah hujan lebih dari 100 milimeter per dasarian dengan probabilitas 10-60 persen di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat.
Wilayah yang terdampak banjir selama dua hari di Lombok Barat salah satunya adalah Desa Kuranji. Komplek Rumah Teduh Kuranji yang terdapat 45 rumah sebagian masih digenangi air akibat luapan Sungai Babak yang bermuara ke Selat Lombok.
Warga komplek Rumah Teduh Kuranji bernama Muklis menuturkan dinding komplek perumahan jebol akibat diterjang luapan Sungai Babak.
“Kemarin air setinggi dada, tapi sekarang sudah mulai surut setinggi betis. Sejak Desember 2024 sampai Februari 2025, kami sudah mengalami empat kali banjir,” kata Satria pada POS BALI, Selasa (11/2).
Para warga komplek Rumah Teduh Kuranji meminta pihak pengembang untuk membangun tembok yang kokoh agar tidak kembali jebol dan membenahi saluran air lantaran posisi perumahan yang sangat dekat dengan badan sungai. M-003.
- Editor: Daton