Pemkab Gianyar Bantu Pembangunan Gereja Katolik Sanmari, Wagub Cok Ace Harap Tingkatkan Toleransi

GIANYAR, MENITINI.COM — Pembangunan Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosari (Sanmari) Gianyar,  yang menelan biaya miliaran rupiah juga dibantu Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar.  “Ini membuktikan pemerintah daerah konsen dan memperhatikan umat Katolik di Gianyar. Meskipun jumlah umatnya  kurang dari 1000 jiwa,” kata RD Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta, Pr, Pastor Paroki Gereja Katolik setempat dalam sambutannya saat pentahbisan gereja itu, Sabtu (22/8).

Gereja Santa Maria Ratu Rosari Gianyar ditahbiskan oleh Uskup Denpasar, Mgr. DR. Silvester San, Pr, Sabtu (22/8). Gereja yang selesai dibangun tersebut akhirnya ditahbiskan sehingga menjadi rumah ibadat bagi umat Katolik di Kabupaten Gianyar dan berbagai daerah lainnya.

Setelah ditahbiskan, Gereja Katolik yang melayani dua kabupaten yakni Gianyar tersebut diresmikan Bupati Gianyar dan akan dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati pada Minggu (23/8).

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengapresiasi para pengurus dan Pemerintah Kabupaten Gianyar atas di bangunnya tempat beribadah untuk umat Kristiani di Bumi Seni Gianyar.  Menurutnya, Bali khususnya Kabupaten Gianyar memiliki masyarakat yang toleransi tinggi terhadap agama.

BACA JUGA:  Perkuat Sinergitas Penegakan Hukum, Kemenkumham Audensi ke Kejati Bali

Untuk itu diharapkan gereja tersebut dapat memberikan dampak positif bagi umatnya dan masyarakat di lingkungan sekitar. Selain itu, Cok Ace mengatakan setelah dibangunnya gereja tersebut, ke depan merupakan tugas para pengurus gereja untuk memakmurkan tempat ibadah dan merawatnya dengan baik. “Setelah dibangun tempat ibadah yang kokoh seperti ini, diharapkan kedepan iman para umat  juga akan semakin kokoh dan semakin meningkatkan rasa toleransi dalam beragama serta saling meningkatkan rasa gotong royong antar umat lainnya sehingga hidup berdampingan dengan rukun dan harmonis,” katanya.

Sementara  dalam khotbahnya, Uskup Denpasar mengatakan, Gereja adalah tempat tinggal Allah. “Dengan pentahbisan Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosari ini umat di paroki Gianyar mengenal Yesus secara dekat. Tidak mengkhianati Yesus. Beriman tangguh dan berani bersaksi serta mewartawakan tentang Yesus di paroki Gianyar,” kata Uskup Silvester San dalam khotbahnya. Uskup menegaskan, Yesus adalah tokoh besar. Ia dikenal orang banyak karena tampil di publik. “Dengan tampil di publik Yesus membuktikan sekaligus mengukur diri sejauh mana orang mengenalNya,” kata Uskup Silvester.

BACA JUGA:  Operasi Cipta Kondisi Agung 2024, Sejumlah Kos Kosan Disidak

Pentahbisan gereja dimulai dengan pemberkatan gereja bagian luar oleh Uskup. Usai memberkati bagian luar gereja, Uskup mengetuk pintu gereja yang masih tertutup dengan tongkatnya sebagai simbol kepemilikan gereja oleh Uskup. Setelah melewati tata perayaan sebagaimana mestinya, tibalah saatnya Uskup menahbiskan altar yang ditandai dengan penguburan relikwi, doa pemberkatan, dimana Uskup berdiri di belakang altar tanpa mengenakan mitra dan mengajak umat untuk berdoa. Kemudian altar diurapi dengan minyak Krisma dan lilin pertama dipasang dan altar didupai oleh Uskup. Usai pentahbisan altar, Uskup memberkati tabernakel, salib utama atau salib besar, pemberkatan mimbar sabda. Usai memberkati semuanya, Uskup mengurapi tiang utama gereja dengan minyak krisma.

RD Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta, Pr mangatakan, bangunan gereja itu kaya dengan ornamen. Setiap ornamen yang ada memiliki filosofi dan maknanya masing-masing. Salah satu filosofi bangun gereja itu, terang Romo Wanta, antara lain dari bentuk gereja  seperti orang berdoa, mengatupkan tangan ke atas. Maksudnya adalah memuji dan memuliakan Allah. “Allah selalu ditempatkan di atas segala-galanya,” ujarnya. Romo Wanta berharap gereja ini menjadi pusat spiritual, tempat orang berdoa dan menemukan Tuhan, tidak terbatas hanya umat Katolik, tetapi bagi siapapun yang mau datang mencari dan menemukan Tuhan di tempat ini.

BACA JUGA:  Kuta, Desa Adat Pertama Gelar Diklat Bantuan Keamanan Desa Adat

Gereja Katolik Gianyar sebelumnya sudah ada, sejak tahun 1978. Saat itu ada 7 kepala keluarga yang ingin masuk Katolik. Mereka akhirnya dibaptis pada tahun 1980. Sejak itulah umat Katolik terus berkembang di Gianyar hingga Bangli. Data terakhir menunjukan, saat ini pertumbuhan umat Katolik di Gianyar mencapai 5,8% per tahun terdaftar secara resmi ada 196 KK dengan total 616 jiwa.

Sebelumnya, perayaan menggunakan bangunan lama dengan kapasitas hanya mencapai 300 orang. Padahal sekali pelayanan mencapai lebih dari 1000 orang. Sehingga ada 700 umat yang terpaksa harus mengikuti perayaan di luar gereja. Saat ini sudah memilki bangunan gereja yang baru dengan kapasitas lebih dari 1000 orang. poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *