Pemerintah Perluas Tes Covid-19 Berbasis Saliva, Ini Penjelasan Spealis Penyakit Dalam New Jersey

JAKARTA, MENITINI.COM Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya tengah memperluas kapasitas tes Covid-19. 

Ia mengatakan, kemungkinan RI menggunakan tes Covid-19 berbasis saliva atau air liur. Di tahun 2021 ini, dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang meneliti mengganti swab dengan saliva. Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita,” kata Bambang dalam webinar ILUNI UI, Sabtu (30/1/2021).

Sejauh ini tes Covud-19 dengan metode PCR menjadi standar penegakan diagnosa corona karena akurasinya yang sangat tinggi untuk mendeteksi keberadaan viral load virus Corona. Lalu bagaimana dengan tes saliva?

BACA JUGA:  Penasehat Hukum Terdakwa MRS Minta Hakim Tetapkan Mohamad Djumpa Sebagai Tersangka

“Tes air liur sangat sensitif. Ini dapat mendeteksi virus serta satu salinan per mikroliter air liur,” kata Dr Spencer Kroll, FNLA, spesialis penyakit dalam di New Jersey, kepada Healthline.

Meski demikian, Kroll mengatakan, hasil tes saliva tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya metode diagnosa pasien covid

Dalam penelitian yang dipublikasikan jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine, pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus corona sebesar 83 persen, menurut tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 partisipan.

Penulis penelitian juga melaporkan bahwa pengujian berbasis air liur telah menunjukkan akurasi 99 persen dalam mengidentifikasi kasus negatif untuk COVID-19, dengan proses yang jauh lebih nyaman.

BACA JUGA:  Kadis Disperindag Aru Diduga Positif 'Mengidap' Virus Korupsi Dana Covid

Selain itu, para ilmuwan di Memorial Sloan Kettering Cancer Center belum lama merilis penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Molecular Diagnostics yang mengamati akurasi sampel air liur yang dikumpulkan sendiri.

Studi melibatkan 285 karyawan Memorial Sloan Kettering yang memiliki gejala yang konsisten dengan Covid-19 atau memerlukan pengujian karena kemungkinan terpapar seseorang yang positif Corona.

Masing-masing partisipan memberikan sepasang sampel. Beberapa diminta untuk melakukan metode swab nasofaring yang diambil melalui hidung dan sampel air liur.

Beberapa partisipan lain, melakukan metode swab orofaringeal yang dikumpulkan melalui mulut dan air liur.

Kemudian, beberapa partisipan diminta menggunakan metode swab nasofaring dan sampel dari berkumur, metode pengumpulan lain yang sedang diuji.

BACA JUGA:  Penasehat Hukum Terdakwa MRS Minta Hakim Tetapkan Mohamad Djumpa Sebagai Tersangka

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa kesepakatan antara saliva dan swab yang diberikan melalui mulut adalah 93 persen, dan sensitivitasnya adalah 96,7 persen.

Metode swab yang diberikan melalui hidung dan air liur memiliki hasil yang sesuai 97,7 persen.edo/all/poll

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *