Pemda di Flores, Dimana Sulitnya?

Sudah setahun Pandemi Covid19 melanda Dunia, termasuk Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Semakin hari makin bertambah penyebaran Covid19 di daratan Flores yg terdiri dari Sembilan Kabupaten.

Masuk tahun 2021, masyarakat Flores disodorkan dengan kenyataan, mulai ada warga meninggal dunia terpapar virus Covid-19, walaupun angkanya tidak sebanyak di Pulau Jawa .

Namun keselamatan jiwa rakyat tidak boleh diukur dari berapa jumlah yg meninggal karena itu suatu hal yg buruk dan melanggar hak asasi manusia.

Saya ingat betul kata-kata Presiden Jokowi “Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi yang harus ditegakkan harus di tegakkan atau di laksanakan “

Nah, hingga saat ini, satu pun pemerintah di Kabupaten Flores belum memiliki fasilitas melayani rakyat Flores untuk melakukan SWAB PCR di daerah masing masing.

BACA JUGA:  Jaksa Agung: Pesan Netralitas ASN Kejaksaan Menjadikan Kejaksaan Independen dalam Penegakan Hukum

Harus dikirim ke Ibu Kota Propinsi ( Kupang) setelah dilakukan pengambilan sampel ludah atau lendir di hidung dll. Sehingga harus menunggu beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.

Ini sungguh ironis, banyak kata kata, kalimat dari para pemimpin daerah Flores untuk melakukan protokol kesehatan, namun pemerintah sendiri tidak berupaya untuk bisa melayani rakyatnya dengan maksimal disaat pandemi ini.

Faktanya, rakyat di Flores masih belum bisa langsung test SWAB PCR di daerahnya karena tak ada fasilitas itu.

Pertanyaan, DIMANA SULITNYA mewujudkan hal tersebut? Apakah, Pemda di seluruh kabupaten di Flores tak punya dana? Apakah sangat Mahal untuk fasilitas Swab PCR?

Atau memang pemerintah daerah di Flores tidak punya niat untuk pengadaan alat PCR?

BACA JUGA:  Wakil Jaksa Agung Dr. Sunarta: Fungsi Pertimbangan Hukum oleh JAM DATUN Mendukung Upaya Pemerintah Sukseskan Pembangunan Nasional

Saya yakin , jika ada fasilitas Swab PCR di daerah masing-masing, kemungkinan besa terdektesi jumlah pasien Covid19 lebih banyak.

Jika demikian yang terjadi, maka siap siap lah pemerintah daerah di Flores menyiapkan rumah sakit dengan daya tampung yg maksimal.

Kalau keadaan ini dibiarkan terus, maka jangan kaget suatu saat pandemi Covid19 bisa meledak penularannya seperti bom di Pulau Flores.

Yang terhormat para bupati/wakil bupati, legislator di Pulau Flores, Tuhan Mmnempatkan anda semua, bukan untuk diri anda sendiri atau keluarga, namun untuk seluruh rakyat yanh Tuhan titipkan kepada Anda semua.

Tolonglah jangan lambat dan menunggu setelah terjadi ledakan besar jumlah penularan, baru sadar, kaget dan mengambil sikap dan tindakan. **

BACA JUGA:  Jaksa Agung ST Burhanuddin: Hari Keagamaan Jatuh Bersamaan Menjadi Momentumuntuk Memperkuat Toleransi Antar Agama

Joseph Filmon Ws
Ketua PHRI Kabupaten Ende

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *