Pagelaran Wayang Kulit, Kapolri – Panglima TNI Sepakat Nguri-nguri Budoyo

JAKARTA,MENITINI.COM-Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sepakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya lewat pergelaran wayang kulit.

“Jadi, hari ini sesuai dengan kesepakatan Pak Panglima bahwa kami sepakat untuk terus ‘nguri-nguri budoyo’, menjaga dan mengembangkan budaya,” kata Sigit di acara pergelaran wayang kulit di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Jumat malam (03/02/2023).

Hari ini Polri menggelar pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Wahyu Mangkutharama” yang ditampilkan oleh empat dalang yang merupakan kolaborasi anggota Polri, TNI, aparatur sipil negara (ASN), dan dalang profesional.

Kegiatan ini merupakan lanjutkan dari komitmen Kapolri dan Panglima TNI untuk menjaga dan melestarikan wayang setelah sebelumnya pada 15 Januari 2023 menggelar pertunjukan wayang orang yang dimainkan oleh Kapolri, Panglima TNI, Kasad, Kasal, dan Kasau serta para pejabat utama Polri di Taman Ismail Marzuki Jakarta.

BACA JUGA:  Rayakan Keindahan Alam, Keluhuran Budaya dan Sejarah Danau Toba di Trail of The Kings Zero Edition  

Menurut Sigit, pertunjukan wayang kulit ini juga dalam rangka memperkuat soliditas TNI dan Polri yang selama ini sudah terjalin dengan baik dan kompak.

“Harapan kami tentunya soliditas TNI Polri ini akan sangat bermanfaat,” katanya.

Manfaat yang dimaksudkan Kapolri adalah masyarakat yang hadir menyaksikan pertunjukan yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari komunitas pencinta wayang, komunitas pedalang, organisasi kepemudaan, seniman hingga masyarakat umum dapat merasakan kedekatan dengan TNI dan Polri.

Jenderal Sigit mengisahkan lakon Wahyu Mangkutharama yang dimainkan oleh empat dalang mengajarkan tentang ajaran Hasto Broto, yaitu sifat cerminan alam yang harus dimiliki pemimpin teladan.

“Yang jelas, dalam kisah Wahyu Mangkutharama mengandung nilai-nilai filosofi tentang kepemimpinan, tentang apa yang harus dilakukan sehingga masyarakat bersama pemimpinnya kemudian memiliki hubungan yang saling mendukung,” kata Sigit

BACA JUGA:  Kemeriahan Holly Festival di Lapangan Puputan Badung

Tidak hanya itu, lanjut Sigit, lakon pewayangan ini juga memiliki nilai agar masyarakat memahami apa yang menjadi tugas pemimpinnya.

Sigit pun berharap dengan pertunjukan lakon Wahyu Mangkutharama ini masyarakat yang menonton dan juga personel TNI-Polri yang hadir dapat memahami karakter serta nilai-nilai kepemimpinan yang berkarakter baik.

Pesan dalam lakon Wahyu Mangkutharama mengandung makna untuk menjaga persatuan dan kesatuan, khususnya menghadapi tahun politik.

“Harapannya karakter-karakter yang baik ini tentunya akan semakin memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat khususnya menghadapi tahun politik. Selalu kami ingatkan setiap saat dengan Pak Panglima bahwa perbedaan pendapat boleh ada, namun yang namanya persatuan dan kesatuan harus selalu dijaga,” kata Sigit.

BACA JUGA:  Festival Barong Bangkung Mapetuk Agung Banjar Sila Dharma Mengwitani, Dibuka Sekda Badung

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menambahkan pergelaran wayang kulit kali ini sebagai wujud kelanjutan dari sinergi TNI dengan Polri. (M-003)

  • Editor: Daton