AMBON, MENITINI.COM – Ajang Festival Pesona Meti Kei (FPMK) 2025 di Langgur bukan hanya tentang kemeriahan budaya dan pesona alam Kei yang memikat. Di balik semarak itu, Wali Kota Tual, H. Akhmad Yani Renuat, S.Sos., M.Si., M.H menghadirkan semangat baru, memperkuat persaudaraan dan kerja sama regional antara Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.
Dalam sambutannya pada puncak festival, Renuat menyampaikan apresiasi mendalam kepada Bupati Maluku Tenggara, H. M. Thaher Hanubun, beserta seluruh jajaran yang sukses menggelar festival tahunan penuh makna ini. Ia menegaskan bahwa kehadirannya bukan sekadar menghadiri undangan, tetapi juga memperkuat ikatan sejarah dan budaya dua wilayah yang sejak dahulu satu rumpun.
“Kehadiran kita di sini bukan hanya bentuk silaturahmi, tetapi juga kolaborasi yang memberi inspirasi bagi kemajuan bersama. Semangat kebersamaan ini menjadi energi positif untuk membangun budaya, ekonomi, dan pariwisata daerah,” kata Renuat.
Wali Kota Tual katakan, menggagas ide “regional city”, sebuah konsep kawasan yang saling menopang dan bekerja sama dalam pembangunan lintas wilayah. Renuat menyebut, bila dua kota bisa disebut sister city, maka Tual dan Maluku Tenggara layak disebut “daerah bersaudara.”
“Sudah saatnya kita duduk bersama, membicarakan kerja sama yang nyata dalam bidang budaya, pariwisata, dan pengelolaan sumber daya alam. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa tumbuh bersama sebagai satu kekuatan di kawasan Maluku Tenggara,” sebutnya.
Renuat juga membuka peluang untuk memperluas jejaring kolaborasi dengan daerah lain, termasuk Kabupaten Kepulauan Aru, guna membentuk poros pembangunan Maluku Tenggara Raya.
“Saya yakin, bila format kerja sama ini matang, daerah lain seperti Aru juga akan bergabung. Karena kita memiliki orientasi yang sama yaitu kemajuan Maluku Tenggara Raya,” ucapnya dengan sangat optimis.
Ia bahkan mengusulkan agar pembahasan lanjutan dilakukan di tingkat provinsi hingga nasional.
“Suatu saat, kita bisa bertemu di Jakarta atau tempat lain untuk menindaklanjuti ide besar ini secara teknis dan mendalam,” tandasnya.
Festival Pesona Meti Kei (FPMK), yang digelar pada 20–27 Oktober 2025, benar-benar menjadi panggung persaudaraan masyarakat Kei. Selain menampilkan pesona budaya dan pariwisata, festival ini menegaskan jalinan erat antara Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, dua wilayah yang meski terpisah administrasi, tetap satu dalam jiwa dan budaya.
Di akhir sambutannya, Renuat menutup dengan ajakan hangat yang menyentuh hati.
“Apabila suatu waktu Bapak-Ibu berlayar menuju pulau-pulau Kei, Ambon, atau wilayah sekitar, Kota Tual siap menyambut dengan tangan terbuka. Rumah kami adalah rumah Bapak-Ibu juga.”
Festival Meti Kei 2025 pun bukan hanya pesta rakyat, tetapi juga tonggak baru menuju kolaborasi budaya dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Maluku Tenggara. (M-009)
Editor: Daton









